Pontianak (ANTARA News) - Alat kontrasepsi berupa pil dan suntikan paling banyak digunakan para peserta Program Keluarga Berencana (KB) di Provinsi Kalimantan Barat.

"Baru disusul implan. Tetapi kami berharap Pasangan Usia Subur di Kalbar beralih ke kontrasepsi jangka panjang," kata Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Kesejahteraan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Provinsi Kalbar Eka Sulistia Ediningsih di Pontianak, Selasa.

Menurut Eka, dengan menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang tentu akan lebih efektif dan efisien. "Selain itu tidak perlu mengingat setiap bulan juga lebih menjamin kelestarian penggunaan alat kontrasepsi," ungkap Eka.

Penggunaan alat kontrasepsi merupakan suatu langkah untuk pencegahan kehamilan bagi Pasangan Usia Subur.

Data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalbar, pencapaian peserta KB baru pada semester I tahun 2010 sebesar 89.461 akseptor dari target 142.694 akseptor atau sekitar 62,69 persen dan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan pencapaian peserta baru semester I tahun 2009.

Akan tetapi, 75 persen menggunakan alat kontrasepsi pil dan suntikan, katanya.

Eka menilai tingginya penggunaan pil dan suntikan itu kurang baik untuk kelangsungan peserta KB dalam upaya menurunkan angka kelahiran.

Melihat hal tersebut, lanjut Eka, tentunya memerlukan upaya-upaya maksimal yang mempunyai daya ungkit besar sehingga dapat meraih peserta KB baru.

Upaya lain yang dilakukan BKKBN Kalbar dengan mendorong advokasi dan informasi kepada masyarakat mengenai program-program KB Kalbar.

Selain itu, menggandeng media massa untuk memperkuat program advokasi agar semakin luas jangkauan informasi yang diterima masyarakat. Misalnya para wartawan dan non wartawan yang tergabung dalam Ikatan Penulis Keluarga Berencana Kalbar. (ANT-089/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010