Biak (ANTARA News) - Sejumlah prajurit Kodim 1708 Kabupaten Biak Numfor, Papua, yang bertugas menjaga keamanan di wilayah Koramil distrik Biak Barat melaksanakan tugas rangkap menjadi tenaga guru (pengajar) pada sekolah rintisan pemberantasan buta aksara.

Komandan Kodim 1708 Biak Letkol Inf Fahrid Amran, di Biak, Rabu mengakui, keterlibatan prajurit TNI menjadi tenaga guru di sekolah setempat sebagai tugas pengabdian anggota dalam upaya mencerdaskan kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia, khususnya di wilayah distrik Biak Barat sekitarnya..

"Sebagai bentuk kepedulian prajurit TNI akan wajib belajar dan pemberantasan buta aksara, tugas sampingan anggota mengajar siswa patut diberikan dukungan moril karena bertujuan mendidik rakyat supaya bisa membaca, menulis dan berhitung," ucap komandan kodim termuda di Tanah Papua ini.

Dia mengatakan, untuk membantu pemerintah kabupaten mensejahterakan masyarakat dalam bidang pendidikan, pihak Kodim 1708 Biak sedang membangun satu ruang belajar pemberantasan buta aksara di wilayah Koramil Biak Barat.

Melalui ketesediaan fasilitas ruang kelas, lanjut Letkol Fahrid, diharapkan ruang belajar ini bisa dimanfaatkan menjadi tempat belajar mengajar bagi anak-anak, orang tua dan masyarakat umum di wilayah Koramil Biak Barat.

Ia menyebutkan, satu ruang kelas tempat belajar sekolah pemberantasan buta aksara dirintis Kodim 1708 Biak sampai saat ini sedang dalam proses pembangunan.

"Saya berharap dalam tahun 2010 rampung, sehingga fasilitas ruang kelas yang dibangun bisa dipakai untuk melayani kebutuhan proses belajar mengajar bagi penduduk di daerah ini," tutur alumnus Akmil 1992 ini berharap.

Menyinggung fasilitas buku pemberantasan buta aksara, menurut Letkol Fahrid Amran, berbagai buku bacaan buat sekolah pemberantasan buta aksara telah tersedia merupakan bantuan langsung dari ketua pengurus Persit Kartika Chandara Kirana Kodam XVII/Cendetawasih.

"Buku paket kiriman ketua Persit Kodam XVII/Cenderawasih sudah diterima Kodim 1708 Biak, berapa banyak jumlah saya juga tak dapat memastikan karena belum dibuka," ujarnya.  (M039/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010