Ambon (ANTARA News) - Gempa berkekuatan 7,4 skala richter yang menguncang wilayah Maluku bagian tenggara pada Kamis pagi sekitar pukul 10.02 WIT tidak menimbulkan kerusakan bangunan maupun korban jiwa di Kabupaten Kepulauan Aru.

Ketua Bappeda Kepulauan Aru, Arens Uniplaitta, ketika dikonfirmasi di Dobo, kota ibu kota kabupaten, pada Kamis mengatakan, berdasarkan pantauan tidak ada kerusakan bangunan maupun korban jiwa akibat gempa itu.

Gempa itu dirasakan di Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara berkekuatan 2-3 MMI, di Kaimana III-IV MMI, serta Fak Fak II-III MMI.

"Syukurlah tidak ada bangunan mengalami kerusakan maupun korban jiwa akibat gempa yang sempat diberi peringatan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IX Maluku perlu mewaspadai kemungkinan terjadi gelombang pasang (tsunami)," ujarnya.

Pemkab Kepulauan Aru mengeluarkan peringatan diri mewaspadai kemungkinan terjadi gempa susulan maupun tsunami.

"Terus terang warga kota Dobo panik karena terjadi gempa susulan dengan intensitas kekuatan relatif menurun dan peringatan dari BMKG agar mewaspadai kemungkinan terjadi tsunami sehingga melarikan diri ke kawasan lebih tinggi seperti di sekitar perkantoran Pemkab Kepulauan Aru," kata Arens.

Dia memastikan belum ada warga yang membuka tenda darurat sehubungan gempa tersebut.

"Kami tetap melakukan pemantauan dan memberikan peringatan kepada masyarakat dengan catatan sekiranya dibutuhkan, maka bantuan tanggap darurat disalurkan," ujar Arens.

Sebelumnya Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Ambon Irwan Slamet mengakui gempa berada pada posisi 4.94 lintang selatan (LS) dan 133.9 bujur timur (BT) itu sebelumnya diprediksi bisa menimbulkan tsunami.

"Peringatan tsunami sempat dikeluarkan tetapi sekarang sudah dicabut," tegasnya.

Lokasi gempa terltak 150 Kilometer Timur Laut Tual, Maluku Tenggara dan 141 Km Tenggara Kaimana, Provinsi Papua Barat dengan kedalaman 25 km dibawah permukaan laut.

Dia mengatakan, BMKG Maluku intensif melakukan pemantauan kemungkinan adanya gempa susulan, mengingat wilayah Maluku Tenggara merupakan salah satu daerah rawan gempa di Maluku.

"Kami intensif melakukan pemantauan guna mengantisipasi kemungkinan gempa susulan karena Maluku Tenggara hingga Maluku Tenggara Barat merupakan daerah rawan gempa," ujarnya.

Wilayah Maluku merupakan tempat pertemuan empat lempengan bumi yang yakni lempeng Hindia atau Indo Australia dengan lempengan Euroasia atau lempeng pasifik," ujarnya.

Lempeng pasifik bergerak ke arah barat, lempeng Hindia bergerak ke arah utara, kemudian lempeng Asia ke arah selatan, terjadi pertemuan di kawasan laut Banda sampai ke perairan Maluku Tenggara.

Selain Maluku Tenggara daerah lain yang masuk rawan gempa di Maluku yakni Pulau Seram, Saumlaki ibu kota Kabupaten Maluku Tengara Barat (MTB) serta perairan laut Banda karena merupakan tempat pertemuan lempengan bumi yang saling menekan sehingga lokasi ini menjadi tempat paling sering dilanda gempa tektonik.

(ANT/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010