Konsep aerotropolis ini dinilai dapat menjadi pijakan, pengarah, sekaligus pengendalian dalam pertumbuhan dan perkembangan kawasan. Dengan demikian, akan ada zona pertumbuhan yang besar di kawasan Kulon Progo-DIY baik dari segi ekonomi, sosial, dan b
Kulon Progo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, membuka peluang investasi di kawasan aerotropolis dalam rangka mendukung keberadaan Bandara Internasional Yogyakarta dan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.

Bupati Kulon Progo Sutedjo di Kulon Progo, Kamis, mengatakan keberadaan Bandara Internasional Yogyakarta telah memunculkan berbagai pembenahan dan penataan lingkungan baik di dalam bandara maupun di sekitar bandara.

Untuk memaksimalkan pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta agar menjadi lebih produktif dan berdampak masif, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo bekerja sama dengan provinsi hingga pusat telah sepakat untuk mengembangkan Bandara Internasional Yogyakarta menjadi sebuah kota bandara atau aerotropolis city.

"Konsep aerotropolis ini dinilai dapat menjadi pijakan, pengarah, sekaligus pengendalian dalam pertumbuhan dan perkembangan kawasan. Dengan demikian, akan ada zona pertumbuhan yang besar di kawasan Kulon Progo-DIY baik dari segi ekonomi, sosial, dan budaya," kata Sutedjo.

Baca juga: Kementerian Investasi dorong kemitraan investasi hulu migas

Sutedjo mengajak warga masyarakat Kulon Progo agar menjadi bagian dari pembangunan kota bandara ini dengan turut berinvestasi dan mendukung potensi wisata dan pembangunan di Kabupaten Kulon Progo.

Potensi investasi di Kulon Progo mulai dari investasi di kawasan Aerotropolis Bandara Internasional Yogyakarta, investasi dalam program Bedah Menoreh yang merupakan kawasan penyangga Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur dan investasi di Kawasan Peruntukan Industri Sentolo.

"Ke depan kita dapat turut menikmati perubahan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Karena posisi kita bukan lagi sebagai penonton, namun turut ambil bagian dalam pembangunan dan menikmati hasil pembangunan tersebut," katanya.

Sementara itu, Direktur Pelaksana Badan Otoritas Borobudur Indah Juanita mengharapkan Pemkab Kulon Progo segera mempersiapkan pola tata ruang yang terpadu dan sinkron dengan infrastruktur tersebut, sehingga tata ruang di Kulon Progo menjadi bernilai tinggi sehingga mampu memberikan peluang investasi yang menguntungkan dengan cakupan yang luas.

Baca juga: Kemenhub-UGM kerja sama pengembangan aerotropolis ibu kota baru

BOB mengelola kawasan seluas 309 hektare di Perbukitan Menoreh, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Terdapat tiga tema dalam pengembangan kawasan ini, yaitu wisata ramah lingkungan (ecotourism), wisata budaya (cultural tourism), dan wisata petualang (adventure tourism), yang kemudian dikembangkan dengan mengacu pada tiga pilar utama yaitu atraksi - amenitas - ksesbilitas.

Di dalam Kawasan tersebut akan dikembangkan fasilitas akomodasi resort serta infrastruktur pendukungnya dengan kepadatan rendah dan berbaur dengan alam serta lingkungan masyarakat sekitar.

“Sehubungan dengan hal tersebut, maka wisatawan dan investor akan tertarik untuk mengunjungi Kulon Progo dan inilah yang diharapkan, akan terdapat pertumbuhan pariwisata dan ekonomi yang luar biasa dan mampu menciptakan suasana kesejahteraan yang semakin baik jika semua dikerjakan dengan sinergi yang baik," katanya.

Pewarta: Sutarmi
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021