Rejang Lebong, Bengkulu (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong pelaku usaha bidang kepariwisataan di Tanah Air untuk memanfaatkan media digital sebagai sarana promosi kepada masyarakat luas.

Direktur Komunikasi Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf Martini M. Paham di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, Kamis, mengatakan saat ini masih banyak pelaku usaha yang belum memaksimalkan media digital untuk promosi pada hal semua orang mengakses media digital untuk mencari informasi.

"Saat ini kan pandemi, kita tidak bisa melakukan pemasaran secara masif tetapi dengan media digital barang kita bisa terpromosikan ke seluruh Indonesia bahkan luar negeri," kata Martini saat menggelar bimtek strategi promosi destinasi wisata dan ekonomi kreatif melalui media digital.

Untuk mendorong pelaku usaha bidang pariwisata dan ekraf di Tanah Air bisa memanfaatkan media digital ini pihaknya bekerja sama dengan anggota komisi X DPR-RI Dapil Bengkulu melakukan bimtek di wilayah Kabupaten Rejang Lebong.

"Kegiatan ini merupakan salah satu program Kemenparkraf kategori kolaborasi yang bertujuan upskiling atau meningkatkan kapasitas para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif," terangnya.

Saat ini sektor pariwisata sedang dilakukan pembatasan karena menyangkut mobilitas masyarakat, untuk itu sektor ekonomi kreatif didorong agar bergairah sehingga tanpa bergerak para pelaku usaha tetap produktif.

Sementara itu, anggota Komisi X DPR-RI Dapil Bengkulu Dewi Coryati menyebutkan tujuan dari bimtek tersebut agar pelaku usaha pariwisata dan ekraf di wilayah itu terbiasa melakukan promosi dengan memanfaatkan media digital terlebih dimasa pandemi COVID-19 saat ini.

"Pada masa pandemi ini media digital adalah yang paling efektif untuk promosi. Saat ini sudah era 4.0, mau tidak mau media digital harus dipakai, untuk itu kami meminta Kemenparekraf/Baperekraf untuk memberikan bimtek promosi wisata dan ekonomi kreatif," jelas dia.

Sektor pariwisata Tanah Air saat ini merupakan salah satu sektor yang paling terdampak akibat pandemi COVID-19 sehingga dengan adanya pelatihan sektor pariwisata ini diharapkan dapat bergairah kembali dengan memastikan keamanan para pengunjung agar tidak menjadi klaster penularan COVID-19.

Terkait masih adanya sejumlah lokasi wisata yang susah sinyal atau blank spot, bukan hanya terjadi di wilayah Bengkulu tetapi juga di daerah lainnya di Tanah Air sehingga dirinya berharap ke depan Kominfo bisa menyediakan jaringan internet sehingga promosi yang dilakukan pelaku usaha wisata dapat maksimal. 
Baca juga: Dampak pandemi bagi pariwisata Rejang Lebong
Baca juga: Biaya pembuatan sertipikat PTSL maksimal Rp200.000

Pewarta: Nur Muhamad
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021