Jakarta (ANTARA) - Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengusulkan ada langkah darurat untuk memastikan ketersediaan tenaga kesehatan (nakes) guna menghadapi gelombang kedua pandemi COVID-19 di Indonesia.

Menurut dia, langkah percepatan kelulusan bagi mahasiswa di bidang kesehatan seperti mahasiswa kedokteran maupun mahasiswa keperawatan di Indonesia perlu dilakukan.

"Mereka yang sudah tingkat akhir dan tinggal menyelesaikan kewajiban akademis yang sifatnya administratif segera saja diluluskan. Mereka bisa segera ditugaskan untuk memperkuat ketersediaan tenaga kesehatan dalam menghadapi pandemi COVID-19 di Indonesia," kata Huda dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Puan Maharani sampaikan duka gugurnya nakes di RS Darurat Wisma Atlet

Menurut dia, gelombang susulan pandemi COVID-19 tidak bisa dianggap enteng misalnya gelombang kedua pandemi COVID-19 telah menyerang merata di sejumlah wilayah Indonesia.

Bahkan, menurut dia, beberapa hari terakhir ini terus tercipta rekor baru kasus positif COVID-19 yang mencapai 20 ribu kasus per hari pada Kamis (24/6).

"Bahkan gelombang kedua Covid-19 di Indonesia jika tidak ada kebijakan fundamental bisa mengancam sistem layanan kesehatan mengingat tingkat 'bed occupancy rate' (BOR) di rumah sakit rujukan hampir penuh. Selain itu tenaga kesehatan banyak yang mulai tumbang," ujarnya.

Dia mendorong percepatan vaksinasi karena saat ini Indonesia sedang berkejaran dengan waktu untuk menciptakan kekebalan kelompok atau "herd immunity" dalam menghadapi pandemi COVID-19.

Baca juga: Sekjen DPR bantah Kompleks Parlemen jadi klaster penyebaran COVID-19

Menurut dia, sebelum tercipta kekebalan kelompok maka Indonesia akan terus rawan menghadapi gelombang pandemi susulan.

"Jika melihat data, vaksinasi di Indonesia relatif lamban dibandingkan beberapa negara lain. Padahal stok vaksin kita relatif aman," katanya.

Dia sepakat dengan usulan Ketua Tim Pengendali Bencana COVID-19 DPR RI Muhaimin Iskandar yang mendorong pembukaan poliklinik desa sebagai sentra vaksinasi.

Baca juga: Sekjen sebut 154 orang di lingkungan DPR terpapar COVID-19

Menurut dia, jika kekurangan tenaga vaksinator maka mahasiswa kedokteran maupun mahasiswa keperawatan bisa didorong sebagai relawan.

Dia meyakini dengan kerja bersama tersebut, maka program vaksinasi akan bisa diselesaikan dalam waktu cepat.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021