Di tengah berbagai kesulitan yang menghadang, sejumlah guru berupaya mengembangkan daya kreatifnya agar para siswanya tidak bosan dengan sistem pendidikan jarak jauh
Jakarta (ANTARA) - Pandemi COVID-19 menjadi jalan cerita tersendiri yang benar-benar mengubah wajah dunia pendidikan saat ini. Mulanya boleh jadi tidak pernah terbayangkan untuk bersekolah secara virtual, namun merebaknya pandemi membuat segala sesuatu menjadi mungkin.

Kabar baiknya adalah bahwa sekolah bisa diakses kapan pun dan di mana pun. Tapi sayangnya keterbatasan gawai, sinyal, serta segudang kendala lain membuat kesempatan belajar menjadi semakin kecil.

Oleh karena itu, dunia pendidikan khususnya di Indonesia sudah saatnya berevolusi dan beradaptasi agar bisa menjangkau semua. Semakin banyak inovasi akan memungkinkan peluang dan kesempatan belajar bagi siswa semakin besar dan menyenangkan di tengah tekanan berat akibat pandemi.

Semua memang berubah dan kerap kali perubahan tidak seperti yang diinginkan banyak orang. Karena, faktanya COVID-19 di Indonesia telah meluluhlantakkan banyak hal dalam kehidupan di Indonesia. Hampir semua sektor kehidupan merasakan dampak dari pandemi tersebut.

Tidak luput bidang pendidikan menjadi salah satu sektor yang sangat merasakan dampak itu.

Sejumlah program-program pendidikan yang telah dicanangkan tidak berjalan sesuai harapan karena dunia praktik belajar-mengajar tatap muka secara langsung ditutup.

Kendati kondisinya sangat sulit, namun, praktisi dunia pendidikan harus bisa menghadapi tantangan tersebut dan tidak boleh berpasrah diri pada keadaan. Perubahan pola dan sistem pembelajaran diakui adalah sebuah keniscayaan.

Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Astra Michael D Ruslim (YPA-MDR), Herawati Prasetyo, yang selama ini fokus membina sekolah-sekolah di Indonesia menekankan pentingnya untuk membangun sinergi agar dunia pendidikan Indonesia tetap laju dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Menurut dia, masa pandemi sejak lebih dari setahun silam hingga saat ini, memang menjadi bagian yang sulit dalam menjalankan seluruh program-program yang telah dicanangkan. Maka menjadi suatu tantangan tersendiri ketika dalam pembinaan dan pendampingan dilakukan dengan pola seperti sebelum masa pandemi datang tiba-tiba harus berubah menjadi pola-pola pembinaan yang sudah dimodifikasi dengan cara normal baru.

Ia mengatakan apapun yang terjadi di era normal baru ini, pihaknya dan seluruh sekolah binaan di berbagai pelosok Tanah Air, tidak boleh berkurang semangat dan motivasinya untuk meningkatkan mutu dan mencerdaskan anak didik serta memajukan dunia pendidikan Indonesia.

“Dan hal ini terbukti, meskipun dalam kondisi sulit dan terbatas, banyak guru, siswa dan sekolah binaan agar tetap mampu meraih prestasi. Hal ini menunjukkan keseriusan kita semua sebagai sebuah tim yang sangat berdedikasi dalam dunia pendidikan, sebuah usaha menjadi bagian dalam rangka mewujudkan ‘Pride of The Nation’,” katanya.

Inovasi Program

Banyak pihak yang kemudian turut serta terlibat membantu program pemerintah untuk mendukung dunia pendidikan di Tanah Air.

YPA-MDR merupakan salah satu yang telah memberikan komitmen untuk turut memajukan pendidikan Indonesia misalnya dengan mewujudkan Kecamatan Cerdas – Berprestasi ‘k’ di Kabupaten Rote Ndao, NTT, melalui program Guru Muda Garda Depan (GMGD).

Program itu menghadirkan guru-guru muda terpilih yang memiliki semangat tinggi untuk mendidik, mengajar, dan membimbing siswa binaan di wilayah prasejahtera untuk ikut meningkatkan mutu pendidikan Indonesia di wilayah prasejahtera.

Program yang ditegaskan selaras dengan program Guru Penggerak Kemendikbud itu saat ini memasuki tahap pelatihan sebagai pembekalan untuk para peserta sebelum nantinya akan di tempatkan di sekolah-sekolah binaan yang berlokasi di Kabupaten Rote Ndao, Kecamatan Rote Barat.

Berbagai hambatan dan rintangan bukan mudah untuk ditepiskan namun jika dihadapi secara bersama-sama dengan kompak dan solid segalanya akan menjadi lebih mudah.

Sekretaris Pengurus YPA-MDR, Kristanto menyampaikan, siswa-siswi dan sekolah-sekolah binaan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Pada 2021, total sekolah yang menjadi binaan YPA MDR sudah menyentuh angka 110 sekolah, yang tersebar di wilayah pra sejahtera dan 4 T (terluar, terdepan, tertinggal dan terdalam).

Adapun alokasinya yakni untuk sekolah jenjang SD sebanyak 81, kemudian jenjang menengah sebanyak 20 dan jenjang atas sebanyak 9 sekolah. Dengan jumlah guru sebanyak 1.522 dan jumlah siswa binaan sebanyak 23.957 orang.

Yayasan tersebut sejak awal dibentuknya memang fokus untuk membina sekolah negeri, mulai SD, SMP, SMK, di daerah 4T (Terdepan, Terluar, Tertinggal, Terdalam) dan Prasejahtera yang terfokus pada peningkatan kualitas SDM Sekolah.

Guru Kreatif

Di tengah berbagai kesulitan yang menghadang, sejumlah guru berupaya mengembangkan daya kreatifnya agar para siswanya tidak bosan dengan sistem pendidikan jarak jauh.

Salah satu yang dilakukan Yuni Mukti Hariyanti, yang mengembangkan permainan Zuma Karambia (Zuma PenjUMlAhan, PerKAlian, PenguRAngan, PeMBagIAn). Sebuah permainan yang dimainkan menyerupai ular tangga dan diharapkan dapat menjadi solusi guru mengajar di tengah pandemi.

Zuma Karambia dibuat menyerupai sebuah permainan yang cara permainannya menyerupai ular tangga sehingga dapat digunakan untuk memotivasi peserta didik mendriling soal operasi hitung bilangan dengan mudah, sederhana, dan menarik, serta mampu meningkatkan kecepatan dan ketepatan peserta didik dalam menyelesaikan soal hitung bilangan.

Alat peraga ini terdiri dari satu set papan Zuma yaitu papan bergambar lintasan untuk permainan dan dilengkapi dengan dadu, kartu soal, kartu jawaban, dan ikon berbentuk gajah.

Salah satu guru inovatif lain yakni Ifa Zulfatul Mahmudah, guru SDN Pegadinangan 2 – Keramatwatu, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, yang membuat karya inovatif Media MEJA KACA. Sebuah permainan yang dilengkapi dengan 5 bidang berkaitan dengan topik cuaca yaitu simbol cuaca, menyusun gambar, memilih gambar, mencocokan pakaian, dan bermain identifikasi kata dengan acak huruf.

Pada setiap games akan muncul emoticon berhasil jika siswa mampu menyelesaikan dengan tepat, serta akan muncul emoticon game over jika siswa belum melakukan permainan dengan tepat.

Tidak hanya permainan, aplikasi MEJA KACA juga dilengkapi dengan penjelasan materi cuaca, fakta tentang cuaca, makanan apa yang cocok dimakan dalam cuaca tertentu, dan pakaian apa yang cocok digunakan pada cuaca tertentu dan proses terjadinya hujan yang dilengkapi dengan gambar berwarna sehingga menarik bagi siswa.

Kreasi dan inovasi yang tidak kenal henti itu menandai bahwa dunia pendidikan terus berevolusi, perubahan merupakan sesuatu yang abadi, maka semua harus mampu merespons perubahan itu dengan baik dan bijaksana.

Baca juga: Kemendikbud minta guru lakukan inovasi pembelajaran saat pandemi

Baca juga: Menyiapkan sekolah tatap muka aman di tengah pandemi

Baca juga: Kolaborasi IGI dan TikTok buat buku panduan digitalisasi pendidikan

Baca juga: Kemendikbud: PJJ berdampak buruk pada keberlangsungan sekolah siswa


 

Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021