Jakarta (ANTARA) - Salah satu kunci sukses dari berbisnis adalah dengan pandai memanfaatkan peluang, hal ini berlaku untuk usaha kecil maupun besar.

Selain itu, memanfaatkan brand awareness, menargetkan segmen pasar yang tepat, serta menjaga kualitas produk adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh para pelaku usaha.

Baca juga: Afterbreak, kisah sukses startup kuliner lobster lewati pandemi

Beberapa poin di atas diterapkan oleh Maspion Group yang merupakan salah satu perusahaan lokal besar di Indonesia, padahal di awal berdirinya Maspion hanyalah sebuah bisnis rumahan.

Sejarah Maspion Group

Di balik kesuksesan Maspion, ada cerita yang unik, sederhana dan juga bisa menginspirasi banyak orang. Pada tahun 1965, Alim Husin, ayah dari Alim Markus mendirikan sebuah usaha kecil yaitu UD Logam DJawa yang memproduksi lampu teplok.

Saat itu, jumlah karyawannya hanya delapan orang dan dibantu oleh Alim Markus dalam bagian penjualan, administrasi hingga keuangan. Sejak umur 15 tahun, Alim Markus telah bekerja keras untuk membantu ayahnya di mana dia selalu menjajakan barang dagangannya dengan keluar masuk pasar dan toko sehingga sering berhubungan langsung dengan konsumen nya.

Hal ini membantu Alim Markus memahami berbagai karakter konsumennya. Dari lampu teplok, usaha ini berkembang dan memproduksi lampu badai untuk para nelayan dan pada akhir tahun 1970-an perusahaan ini mulai merambah dan memproduksi kebutuhan rumah tangga dari bahan plastik seperti ember, baskom, loyang, dan lain-lain.

Tahun 1972, usaha keluarga Alim Husin semakin maju dan berkembang sehingga dirancang nama dan logo baru yaitu Maspion. Arti di balik Maspion menurut Alim Markus merupakan singkatan dari Mengajak Anda Selalu Percaya Industri Olahan, Nasional (MASPION).

Hingga saat ini Maspion menjadi perusahaan asal Indonesia yang sukses memproduksi berbagai perabotan rumah tangga dengan kualitas terbaik. Mengawali usaha dengan memfokuskan perusahaan pada industri manufaktur produk konsumen, Maspion Group telah mengembangkan sayap bisnis menjadi delapan kategori bisnis utama Layanan Produk Konsumen, Produk Konsumen Industri, Konstruksi dan Material Bangunan, Hotel, Properti Komersial dan Properti Industri, Perbankan, Perdagangan dan Distribusi, Infrastruktur dan Energi serta beragam bisnis lainnya.

Saat ini, Maspion Group memiliki lebih 30.000 karyawan yang tersebar pada lima area industri. Salah satu anak perusahaan dari Maspion Group adalah PT Maspion Elektronik (Maspion Electronic) yang dikenal sebagai produsen produk elektronik bermerek Maspion dan Uchida.

Baca juga: Wajah anyar UMKM dalam balutan platform digital

Pabrik Maspion Group (ANTARA/Ho)

Maspion Elektronik telah memproduksi peralatan elektronik bersamaan dengan peralatan dapur sejak 1975, lalu kembali berinovasi pada awal 1990-an untuk memproduksi kebutuhan rumah tangga elektronik lainnya seperti kipas angin, penyejuk udara, mesin cuci, kulkas, pompa air serta dispenser air dengan merek Uchida.

Dalam berbisnis, khususnya untuk produk lokal, terdapat tantangan tersendiri. Sejak awal berdiri Maspion terus berupaya untuk memahami berbagai karakteristik pelanggan. Persaingan yang ketat terjadi antar produsen elektronik yang kini memadati pasar, tak terlepas pada pasar e-commerce yang semakin hari semakin tumbuh besar dan dapat dengan mudah diakses oleh lebih banyak calon konsumen.

Salah satu upaya Maspion beradaptasi dengan perkembangan zaman ditandai dengan bergabung bersama Shopee pada tahun 2019. Pada awal kehadiran Maspion di e-commerce, banyak orang mengira produk Maspion hanyalah alat-alat elektronik, terutama untuk orang di luar Jawa Timur. Karena di Jawa Timur Maspion sudah sangat dikenal melalui produk-produk lain di luar Elektronik.

"Sebuah perjalanan panjang bagi Maspion Group hingga sampai di titik ini. Sejak hadir di tengah masyarakat, kami selalu berupaya untuk memberikan dan menjamin kualitas produk lokal terbaik untuk masyarakat," ujar Welly Muliawan, CFO Maspion Group beberapa waktu lalu.

Adaptasi di era digital

Berkembangnya pasar digital di Indonesia juga dimanfaatkan oleh Maspion untuk mengembangkan dan meningkatkan performa bisnis. Seiring dengan berjalannya waktu, Maspion pun merasakan dampak yang signifikan.

Nama Maspion sebagai penyedia produk elektronik lokal macam pun mulai dikenal dan paling dicari. Penjualan Maspion pun kian meningkat dan tertinggi di Shopee untuk produk Perangkat Dapur dan Perangkat Listrik Kecil seperti setrika listrik, kompor listrik dan gas, kipas angin, serta rice cooker.

Baca juga: Memanfaatkan YouTube dan Google Trends untuk bertahan di masa pandemi

Tangkapan layar produk Maspion di Shopee (ANTARA/Maria Cicilia Galuh)

Pada tahun 2020, total omzet Maspion di Shopee naik hingga tiga kali lipat dibanding dengan tahun 2019. Pada 2021, meski masih di pertengahan tahun, omzet Maspion sudah menyamai pencapaian total omzet di tahun 2020, dengan target pertumbuhan dua kali lipat dari tahun 2020.

"Sebagai sebuah brand, tentu kita harus dapat melihat dan memanfaatkan kemajuan teknologi sebagai salah satu peluang untuk dapat mengembangkan bisnis. Kita harus terus melek dengan perkembangan digital terbaru," kata Welly.

Untuk para pelaku usaha yang baru memulai bisnisnya, Welly berpesan agar tidak pernah berhenti berinovasi guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Yang tak kalah penting adalah terus meyakinkan masyarakat bahwa produk lokal tidak kalah dengan milik luar negeri.

Welly mengatakan saat ini antusiasme dan kepercayaan masyarakat terhadap produk lokal semakin tinggi. Hal ini juga diikuti dengan peningkatan jumlah pelaku usaha lokal dan dukungan dari berbagai sektor untuk terus memperkuat potensi produk-produk lokal Indonesia.

"Kita sebagai pelaku usaha lokal dan UMKM perlu terus berupaya salah satunya dalam memanfaatkan peluang yang ditawarkan. Semoga cerita kami dapat menjadi semangat untuk para pelaku usaha lokal lain dan bersama kita bawa nama harum produk Indonesia," ujar Welly.



Baca juga: BSI dan Shopee latih 1000 UMKM "go digital"

Baca juga: Sistem "dropship" mudahkan usahawan pemula berbisnis online

Baca juga: Sektor UMKM di Sabang mulai jajaki pasar digital


Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021