Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI, Muhammad Neil El Himam, mengatakan peningkatan sumber daya manusia (SDM) hingga digitalisasi mampu membuat pelaku ekonomi kreatif bersaing dan pariwisata di sekitarnya menjadi lebih berkelanjutan (sustainable).

"Ekonomi kreatif menjadikan SDM sebagai modal utama dalam sebuah pengembangan yang berawal dari ide. Diharapkan, SDM ini mampu menjadikan produk bernilai rendah menjadi produk bernilai dan berdaya jual tinggi," kata Neil dalam diskusi daring, Minggu.

Selain peningkatan kualitas SDM, Neil mengatakan transformasi digital juga menjadi hal penting dalam keberlangsungan ekonomi kreatif dan pariwisata, terutama di masa pandemi COVID-19.

Baca juga: Menko Luhut minta percepat tambah BTS, pacu digitalisasi 30 juta UMKM

"Pandemi ini mengakselerasi transformasi digital. Melalui platform digital, banyak hal yang bisa dilakukan. Di sektor pariwisata sendiri, kami sudah mencoba di tahun lalu seperti interactive virtual tour," jelas Neil.

"Transformasi digital para pelaku ekonomi kreatif dan UMKM sendiri juga ada, untuk mencapai pasar dengan mudah," ujarnya menambahkan.

Lebih lanjut, Neil mengatakan digitalisasi bagi UMKM dan ekonomi kreatif bukan hanya sekadar meletakkan produknya di ranah digital, namun bagaimana pengusaha tersebut mengerti melakukan promosi secara digital yang efektif untuk menggaet pasar yang lebih luas.

Kemenparekraf memiliki Program Bekraf Digital Entrepreneurship (BDE), yang merupakan perwujudan dari Strategi Transformasi Digital Pelaku Usaha Kreatif melalui inkubasi pembangunan kapasitas dan kompetensi pelaku usaha kreatif dalam hal pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dan pemahaman kewirausahaan digital.

Selain itu, melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI), pemerintah menargetkan dalam periode tahun 2021-2023, targetnya di masing-masing tahun akan naik 6,1 juta UMKM yang terhubung secara digital, dengan total 30 juta dari 60 juta UMKM di Indonesia.

Neil melanjutkan, pihaknya juga membuat Program Beli Kreatif Lokal yang memberikan berbagai pelatihan kepada para pelaku UMKM dan ekonomi kreatif. Pertama adalah pelatihan konten komersil yang menarik dan membantu aktivasi media sosial UMKM.

Selanjutnya ada webinar, konsultasi, dan membantu dalam perencanaan keuangan, stocking, dan membuka jalur untuk mendapat permintaan. Selain itu program ini membantu pengurusan sertifikat HAKI untuk 200 peserta terpilih dengan dukungan dari Dit. Fasilitasi Kekayaan Intelektual.

Lebih lanjut, mempromosikan peserta dengan performa terbaik ke program-program kerja sama Kemenparekraf dengan pihak lain. Terakhir, membantu seluruh peserta mendapatkan sertifikat cuti bayar pajak (kerja sama dengan DJP dan PKN STAN).

Menambahkan, Ketua Umum BPD HIPMI Jaya Sona Maesana optimistis digitalisasi di tengah pandemi semakin menggairahkan kreativitas dan inovasi yang efektif, baik dilihat dari efisiensi biaya maupun waktu.

"Di masa pandemi, UMKM memang yang paling terdampak, karena semua sektor usahanya dari sisi penjualan dan operasional terdampak. Bagaimana kita dari pelaku, dan pemerintah serta pemangku kepentingan bisa memberi kebijakan yang berpihak agar UMKM bisa survive dan bangkit lagi," kata Sona.

"Saya optimis karena kita bisa melewati masa-masa sulit, dan Indonesia diisi oleh anak-anak muda yang produktif dan inovatif, sehingga ekonomi kreatif bisa menjadi tulang punggung ekonomi kita," pungkasnya.


Baca juga: Geliat UMKM beri dampak ke sektor pariwisata dan ekonomi kreatif

Baca juga: Peruri bantu UMKM kenalkan digitalisasi dan literasi keuangan

Baca juga: PPKM mikro, UMKM cenderung bisa bertahan dengan keuangan digital

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021