Kecerdasan biasanya diukur berdasakan IQ (Intellectual Quotient) seseorang. Padahal sebenarnya, hakekat dari kecerdasan yang paling tinggi adalah kesadaran spiritual, yaitu tatkala seorang memiliki nalar dan secara sadar mengakui bahwa semua asal muasal kehidupan ini berasal dari Yang Maha Hidup.

Bahwa semua manusia yang ada di muka bumi ini diciptakan oleh Yang Maha Kuasa dan akan kembali menghadap-Nya. Dalam kesadaran spiritual dipesankan bahwa setiap manusia di muka bumi ini membawa mandat dari Pemilik Alam Semesta sebagai pengabdian kepada-Nya.

Kesadaran spiritual yang tumbuh dalam diri manusia mengantarkan kesadaran untuk memahami kehidupan. Kesadaran spiritual membangunkan kesadaran tentang misi dan peran dalam hidup ini. Setelah kesadaran spiritual tumbuh, maka bisa dipastikan bahwa yang akan mendominasi akal budi seorang anak manusia adalah kesadaran sosial.

Bagi orang yang sudah berada dalam fase ini, kesadaran sosial adalah mandat dari Yang Maha Hidup agar melakukan peran nyata yang disebut sebagai peran sosial, sebuah persembahan terbaik dalam kehidupan nyata untuk kesejahteraan masyarakat. Sebab manusia yang terbaik adalah mereka yang punya spirit memberi manfaat sebanyak-banyaknya kepada masyarakat.

Spirit melakukan interaksi dalam kehidupan bermasyarakat adalah agar manusia dapat memberikan yang terbaik bagi orang lain. Pengabdian hidup kepada Sang Maha Kuasa menjadi tingkatan pertama dalam tahap mencapai kecerdasan spiritual.

Lalu strata tertinggi berikutnya, diukur dengan sejauhmana melakukan persembahan terbaik bagi masyarakat sekitar, masyarakat berbangsa dan bernegara serta dunia secara keseluruhan.

Level inilah yang kemudian disebut sebagai kecerdasan sosial. Artikulasi peran sosial ini pula yang diminta oleh Sang Khalik melalui pesan yang disampaikan Nabi dalam hadits-nya ‘khairunnas an fa’uhum linnas’ (sebaik-baik manusia adalah yang dapat memberi manfaat banyak kepada manusia lainnya).

Kecerdasan adalah sesuatu yang terkait dengan tata pikir, tata pandang dan tata nilai. Sedangkan kecerdasan spiritual adalah kesadaran ketika seorang anak manusia merasa segala sesuatu berasal dari Yang Maha Kuasa.

Adapun kecerdasan sosial adalah kesadaran manusia terhadap lingkungan keluarga, masyarakat di tingkat lokal, nasional hingga internasional. Jadi kecerdasan sosial sebetulnya adalah merupakan kumpulan nilai-nilai yang ada dalam diri manusia yang merefleksikan sebuah nilai dan pengetahuan.

Kecerdasan sosial ketika mewarnai individu dan diimplementasikan dalam perilaku pribadinya, maka yang muncul adalah pribadi peduli, yaitu orang-orang yang memiliki keterpanggilan tinggi untuk membantu atau terlibat dalam mengatasi masalah yang ada di sekitarnya.

Sedangkan kecerdasan sosial manakala diimplementasikan di tengah-tengah masyarakat, maka yang akan terbentuk adalah Republik Dhuafa, yaitu suatu negara atau lingkungan masyarakat yang begitu peduli dan sangat memperhatikan nasib orang-orang miskin. (***)

Penulis adalah Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010