Petani kita tidak bisa beli pupuk nonsubsidi, karena harganya terlalu mahal
Cirebon (ANTARA) - Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Wasman memperkirakan pasokan pupuk subsidi, yang diterima sesuai kuota elektronik rencana definitif kebutuhan kelompok (e-RDKK), tidak mencukupi kebutuhan petani hingga akhir 2021.

"Akan ada masalah untuk pupuk subsidi, karena kuota tidak mencukupi kebutuhan yang semestinya," kata Wasman di Cirebon, Jawa Barat, Selasa.

Wasman mengatakan kebutuhan pupuk subsidi di Kabupaten Cirebon seharusnya 28 ribu ton per tahun, namun itu hanya untuk dua kali masa tanam, akan tetapi dalam e-RDKK hanya mendapat 26 ribu ton.

Bahkan, jumlah tersebut juga masih ada 3.000 ton pupuk yang belum dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian, sehingga pihaknya mengaku sedikit khawatir ketika memasuki masa pemupukan.

Apalagi, lanjut Wasman, pada musim tanam hujan kemarin ada ribuan hektare sawah petani yang terpaksa ditanami ulang karena terendam banjir.

"Otomatis alokasi pupuk subsidi kita tidak akan mencukupi," tuturnya.

Padahal, kata Wasman, rerata petani di Kabupaten Cirebon, masih mengandalkan pupuk subsidi, mengingat harga nonsubsidi dua kali lipat, sedangkan harga gabah petani masih murah.

"Petani kita tidak bisa beli pupuk nonsubsidi, karena harganya terlalu mahal," katanya.

Sementara itu, petani padi asal Desa Banjarwangunan, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon Kamad (55) mengatakan pihaknya tidak mampu membeli pupuk nonsubsidi, karena sangat mahal.

"Kalau untuk membeli pupuk nonsubsidi, kita tidak dapat apa-apa, karena harga gabah juga masih murah," katanya.

Baca juga: Dinas Pertanian Cirebon: kebutuhan pupuk subsidi membengkak
Baca juga: Harga gabah petani di Cirebon di bawah HPP
Baca juga: Terkena banjir, 3.074 hektare tanaman padi di Cirebon gagal tanam

Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021