Shanghai (ANTARA) - Saham China berakhir lebih tinggi pada hari Rabu, dengan indeks teknologi utama membukukan kenaikan kuartalan terbesar dalam setahun karena dukungan kebijakan dari Beijing dan harapan pendapatan yang kuat.

Indeks saham unggulan CSI300 naik 0,7 persen menjadi 5.224,04, sedangkan Indeks Komposit Shanghai menguat 0,5 persen menjadi 3.591,20, juga didukung oleh data aktivitas pabrik yang lemah yang meredakan kekhawatiran pengetatan kebijakan.

Papan pengembangan Shenzhen ChiNext naik 2,1 persen ke level tertinggi enam tahun, sementara indeks STAR50 yang berfokus pada teknologi Shanghai naik 1,7 persen.

Untuk kuartal ini, CSI300 naik 3,5 persen dan SSEC (indeks bursa Shanghai) naik 4,3 persen.

ChiNext melonjak 26 persen untuk kuartal ini, sementara STAR50 naik 27 persen, keduanya membukukan kenaikan kuartalan terbaik dalam setahun.

Saham di perusahaan semikonduktor China melonjak karena ekspektasi pertumbuhan pendapatan yang kuat di semester pertama karena keterbatasan pasokan semikonduktor mendorong harga lebih tinggi.

Baca juga: Saham China jatuh, dipicu kekhawatiran penyebaran virus Delta di Asia

Saham perusahaan Shenzhen Fine Made Electronics Group Co Ltd, Kingsemi Co Ltd, Sino Wealth Electronic Ltd dan SG Micro Corp naik antara 11 persen dan 20 persen.

Indeks peralatan semikonduktor & semikonduktor semua saham CSI naik 4,8 persen.

Analis mengaitkan penguatan teknologi dengan dukungan kebijakan Beijing di tengah persaingan teknologi China-AS dan pertumbuhan pendapatan yang cerah di paruh pertama.

Semikonduktor, sebagai jenis baru sumber daya strategis, sangat penting bagi perkembangan ekonomi China dalam beberapa dekade mendatang, BOC International (China) mengatakan dalam sebuah laporan, mencatat kenaikan harga di sektor semikonduktor.

Pertumbuhan aktivitas pabrik China bulan Juni turun ke level terendah empat bulan karena biaya bahan baku yang lebih tinggi, kekurangan semikonduktor, dan merebaknya wabah COVID-19 di provinsi ekspor utama Guangdong, di tengah gangguan rantai pasokan yang lebih luas di Asia.

Pertumbuhan ekonomi China bisa melemah di paruh kedua, mengindikasikan kebijakan moneter netral dengan bias pelonggaran akan terus berlanjut, Essence Securities mengatakan dalam sebuah laporan, menambahkan pertumbuhan yang lemah secara substansial dapat mengurangi kemungkinan pengetatan kebijakan moneter.

Baca juga: IHSG ditutup naik, investor antisipasi rilis inflasi dan pekerjaan AS
 

Penerjemah: Biqwanto Situmorang
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021