Jakarta (ANTARA) - Saham Hong Kong tergelincir pada hari Rabu, karena perusahaan energi dan IT turun setelah data aktivitas pabrik China melemah, tetapi membukukan kenaikan secara kuartalan.

Pada penutupan perdagangan, indeks Hang Seng turun 166,15 poin atau 0,57 persen menjadi 28.827,95. Indeks Hang Seng China Enterprises (HSCE) turun 0,87 persen menjadi 10,663,39.

Sub-indeks energi Hang Seng turun 0,9 persen, sementara sektor IT turun 0,82 persen, sektor keuangan berakhir 0,3 persen lebih rendah dan sektor properti turun 1,02 persen.

Yang menguat teratas di Hang Seng adalah Galaxy Entertainment Group Ltd yang naik 4,37 persen, sedangkan pecundang terbesar adalah Hengan International Group Company Ltd yang turun 4,41 persen.

Untuk kuartal ini, indeks Hang Seng naik 1,8 persen, sementara HSCE turun 2,8 persen.

Baca juga: Saham China menguat, indeks teknologi naik kuartalan terbesar

Baca juga: Saham Hong Kong merosot, tertekan pelemahan saham energi


Pertumbuhan aktivitas pabrik China bulan Juni turun ke level terendah empat bulan karena biaya bahan baku yang lebih tinggi, kekurangan semikonduktor, dan wabah COVID-19 di provinsi ekspor utama Guangdong, di tengah gangguan rantai pasokan yang lebih luas di Asia.

Saham pengembang dan pembuat obat onkologi dan imunologi Hutchmed China Ltd diperdagangkan senilai 59,80 dolar Hong Kong dalam debutnya di Hong Kong, naik 49,1 persen dari harga penawaran.

Saham Nayuki Holdings Ltd yang menyajikan minuman teh segar di China ditutup turun 13,5 persen dari harga IPO pada debutnya.

Di seluruh wilayah, indeks saham MSCI Asia kecuali Jepang melemah 0,02 persen, sementara Indeks Nikkei Jepang ditutup turun 0,07 persen.

Yuan dikutip pada 6,4598 per dolar AS pada 08:15, 0,06 persen lebih kuat dari penutupan sebelumnya di 6,644.

Pada penutupan, saham-A China diperdagangkan dengan premi 38,89 persen di atas saham-H yang terdaftar di Hong Kong.

Baca juga: IHSG ditutup naik, investor antisipasi rilis inflasi dan pekerjaan AS

Baca juga: Saham Inggris merosot, FTSE 100 turun akibat lonjakan kasus COVID

 

Penerjemah: Biqwanto Situmorang
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021