Dalam sambutan di acara Dexa Award Science Scholarship 2021 secara daring, Rabu, Nizam mengatakan pemberian beasiswa berperan penting dalam meningkatkan jumlah peneliti dan membangun sumber daya manusia di bidang kesehatan, sebab saat ini Indonesia masih bergantung kepada bahan baku obat luar negeri, begitu pula dengan alat-alat kesehatan.
Baca juga: Wamenkes: Layanan kesehatan digital bentuk penyelarasan Society 5.0
"Kalau tidak salah 95 persen bahan baku obat kita masih impor, demikian juga alat kesehatan masih impor, kita harus pelan-pelan tapi pasti melakukan upaya pengembangan di dalam negeri," kata Nizam.
Bahan baku obat dalam negeri harus dikembangkan, demikian juga inovasi-inovasi baru di bidang kesehatan. Tak hanya itu, sumber daya alam Indonesia yang melimpah juga hendaknya dimanfaatkan, seperti untuk mengembangkan fitofarmaka, yakni obat bahan alam yang sudah dibuktikan keamanan dan khasiat secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, di mana bahan baku dan produk jadinya sudah distandardisasi.
"Dengan semangat membangun kedaulatan merah putih dalam teknologi, dalam pemenuhan obat-obatan, kemajuan Indonesia akan bisa diakselerasi mewujudkan Indonesia jaya yang diharapkan bersama."
Kepada para peneliti bidang kesehatan, dia berpesan agar mereka melakukan riset yang bisa bermanfaat untuk Indonesia.
Sementara itu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito dalam sambutannya menyatakan hal senada, bahwa riset dan inovasi di bidang kesehatan harus ditopang oleh sumber daya manusia yang kuat serta kompeten. BPOM mendukung program beasiswa diyakini berkontribusi siginifikan terhadap pengembangan produk kesehatan berkualitas karya Indonesia.
Baca juga: Menko Airlangga harap banyak ilmuwan muda Indonesia ciptakan terobosan
Baca juga: BPJS Kesehatan dorong kemandirian industri farmasi dan alkes
Baca juga: Luhut ungkap upaya pemerintah kembangkan industri alkes dalam negeri
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021