Mamuju (ANTARA News) - Pemberangkatan jemaah calon haji (calhaj) kloter 35 asal Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Selasa, sempat diwarnai kericuhan.

Kericuhan ini diakibatkan oleh ribuan pengantar yang memaksa masuk ke areal Bandara Tampa Padang yang dijaga ketat aparat Kepolisian Resor (Polres) Mamuju.

Karena kesal, salah seorang ibu sempat beradu mulut dengan aparat kepolisian dan akhirnya melayangkan pukulan ke muka polisi tersebut.

"Kami kesal dengan penjagaan yang hanya membolehkan kami mengantar keluarga hingga ke gerbang bandara. Padahal, banyak keluarga pejabat yang juga akan berangkat diperbolehkan masuk," ungkap seorang pengantar CJH, Hasnia.

Aparat kepolisian yang berjaga pun akhirnya tidak mampu menahan banyaknya warga yang memaksa untuk masuk.

Akibatnya, penjagaan dan pagar pembatas pun akhirnya jebol dan warga merangsek masuk ke dalam areal Bandara Tampa Padang.

"Sebenarnya kami bisa menerima perlakuan aparat yang melarang kami untuk masuk di areal bandara. Akan tetapi, kami tidak bisa menerima perlakuan yang tidak adil seperti ini," keluhnya.

Kericuhan kembali terjadi di depan ruang tunggu Bandara Tampa Padang yang diakibatkan oleh hal yang serupa.

"Petugas bandara serta panitia pemberangkatan haji melarang kami untuk masuk ke dalam ruang tunggu, akan tetapi membolehkan keluarga para pejabat yang juga ikut mengantar," tuturnya.

Karena kesal, warga pun memukul pintu ruang tunggu Bandara Tampa Padang dan meminta agar petugas bertindak tegas dan mengeluarkan keluarga pejabat.

Kericuhan mulai mereda saat petugas akhirnya memaksa para pengantar untuk keluar dari ruang tunggu Bandara Tampa Padang dan memberikan penjelasan.

Berkaitan dengan hal tersebut, Kepala Bagian Operasi Polres Mamuju Komisaris Polisi M Djufri mengaku kewalahan dalam melakukan penjagaan.

"Kami sudah menurunkan sebanyak 119 personel untuk melakukan pengamanan sesuai dengan hasil koordinasi dengan seluruh pihak yang terkait," ujarnya.

Akan tetapi, kata dia, jumlah warga yang datang begitu banyak dan tidak sebanding dengan jumlah aparat keamanan.

"Untuk menghindari bertambah besarnya kericuhan, kami terpaksa membolehkan warga untuk masuk ke areal Bandara Tampa Padang," ujarnya.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009