Dalam konsep Taman Kehati ini, warga maunya tetap mempertahankan kearifan dan budaya lokal
Penajam, Kaltim (ANTARA) - Lurah bersama warga Kelurahan Sotek di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim), akan mengusulkan pada pihak terkait untuk menetapkan lahan warga menjadi Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati).

"Kami sudah berembuk dengan warga pemilik lahan dan kami sepakat lahan tersebut dijadikan Taman Kehati, agar lahan ini bermanfaat bagi publik dan sebagai objek penelitian," kata Lurah Sotek M Harianto di Penajam, Kaltim, Kamis.

Dalam waktu dekat pihaknya akan berkirim surat ke Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, untuk melakukan identifikasi sebagai prasyarat penetapan Taman Kehati.

Menurut Harianto, total luas lahan milik beberapa warga di Kelurahan Sotek yang akan mereka usulkan untuk dipinjampakaikan menjadi Taman Kehati itu mencapai lebih dari 10 hektare (ha). Lahan tersebut saat ini ditumbuhi berbagai jenis pohon buah lokal, bahkan ada juga tumbuhan endemik Kalimantan seperti meranti dan kapur.

Baca juga: Luas hutan di Pulau Jawa makin mengecil, hanya 24 persen

Ada sekitar 15 tanaman buah lokal seperti durian, elai, lahung, kelantungan, langsat, kapul dan ihau yang mereka tanam bertahun-tahun lalu dan hingga kini masih produktif berbuah. 

Harianto mengatakan lahan yang warga usulkan menjadi Taman Kehati tersebut sebelumnya merupakan perkampungan warga yang dihuni sejak 1913. Perkampungan yang sebelumnya ramai menjadi sepi sejak warga pindah mendekati jalan provinsi yang mulai dibangun di 1993. 

Meski sudah beberapa tahun tidak ditinggali, namun lahan itu masih produktif karena berbagai buah lokal yang dulunya pernah ditanam warga, ternyata terus tumbuh dan berkembang. Berbagai jenis satwa liar seperti burung enggang, monyet, kucing batu, kancil dan binatang melata sering terlihat. 

"Dalam konsep Taman Kehati ini, warga maunya tetap mempertahankan kearifan dan budaya lokal, misalnya jika akan ada bangunan, maka bangunan harus panggung karena budaya kita dulu adalah rumah panggung," kata Harianto.

Baca juga: Kehati: Anak muda harus terlibat lestarikan keanekaragaman hayati
Baca juga: Yayasan Kehati dorong pengembangan taman Kehati di daerah-daerah

Pewarta: M.Ghofar
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2021