Dua pemain timnas Belgia Eden Hazard dan Kevin de Bruyne (ANTARA/Juns


Di sisi lain, Martinez sedikit menyayangkan Belgia dan Italia harus bertemu di babak perempat final, mengingat secara statistik dan torehan sepanjang turnamen kedua tim patut diperhitungkan sebagai unggulan kuat.

"Kami adalah dua tim yang secara statistik terbaik di turnamen. Kedua tim sama-sama membukukan 14 kemenangan beruntun di pertandingan Euro," katanya.

"Sungguh disayangkan kami harus bertemu di perempat final. Tapi ini mungkin menunjukkan kualitas turnamen ini dan kami harus siap.

"Tidak banyak rahasia, kedua tim begitu erat laiknya sebuah klub dan pertandingan besok bakal ditentukan detil-detil kecil," ujar Martinez melengkapi.

Baca juga: Italia tak mau main konservatif lawan Belgia
Baca juga: Momen-momen sorotan babak 16 besar Euro 2020


Pertemuan Belgia vs Italia sekaligus memberi kesempatan bagi Martinez untuk mengulangi kesuksesan mengalahkan Roberto Mancini, yang pernah ia rasakan pada 2013 saat membimbing Wigan Athletic menumbangkan Manchester City di final Piala FA.

"Jika melihat konteksnya final itu mempertemukan juara Inggris melawan tim kecil lain yang bisa mencapai final saja adalah sebuah kesuksesan," ujarnya.

"Saya pikir tak banyak orang menyangka itu terjadi dan kisah itu terus terjaga serta menjadi inspirasi banyak klub lain," tutup Martinez.

Bila mampu melewati Italia, Belgia akan menghadapi Swiss atau Spanyol di babak semifinal.

Baca juga: Spanyol vs Swiss, Luis Enrique segani kepaduan sang lawan
Baca juga: Xherdan Shaqiri yakin Swiss mampu beri perlawanan kontra Spanyol
Baca juga: Jelang perempat final Euro, Saint Petersburg berjuang redam COVID-19
Baca juga: Jordan Pickford menjawab semua tanda tanya

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021