So far kita belum merevisi ya. Kita masih perkirakan untuk proyeksi kredit tahun ini 5-7 persen
Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia optimis kredit akan tetap tumbuh sesuai proyeksi sebelumnya yaitu 5-7 persen pada tahun ini meski terdapat kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

So far kita belum merevisi ya. Kita masih perkirakan untuk proyeksi kredit tahun ini 5-7 persen,” kata Asisten Gubernur Bank Indonesia (BI) sekaligus Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial Juda Agung di Jakarta, Jumat.

Juda menyatakan pihaknya belum mengambil langkah untuk merevisi proyeksi pertumbuhan kredit tersebut.

Meski demikian Juda berharap melalui penerapan kebijakan PPKM Darurat akan mampu mengurangi dan menurunkan eskalasi penyebaran COVID-19.

“Mudah-mudahan PPKM ini akan mengurangi atau menurunkan penyebaran COVID-19 sehingga dia bisa recover,” ujarnya.

Baca juga: Apresiasi PPKM Darurat, BI: Pengendalian pandemi syarat ekonomi pulih

Juda menuturkan pertumbuhan kredit pada tahun ini telah mulai menunjukkan adanya sinyal positif terutama di segmen UMKM yang mencapai 1,7 persen sejalan dengan perbaikan aktivitas bisnis UMKM.

Ia menjelaskan perbaikan pertumbuhan kredit terjadi pada sub-segmen UMKM kecuali pada usaha mikro yang masih terkontraksi 22,76 persen, sedangkan usaha kecil tumbuh 13,32 persen dan usaha menengah tumbuh 8,58 persen.

Sementara dari sektor riil, pertumbuhan kinerja penjualan korporasi membaik sehingga diperkirakan tumbuh positif pada kuartal II-2021 dengan tetap mencermati lonjakan kasus COVID-19 karena mampu mempengaruhi pemulihan kinerja korporasi.

Ia menjelaskan perbaikan penjualan korporasi terjadi pada sektor-sektor utama yaitu industri, perdagangan, konstruksi, dan pertanian yang diperkirakan membaik signifikan pada kuartal II.

Baca juga: Meski PPKM Darurat, BI pertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2021

Juda melanjutkan untuk permintaan kredit sektor rumah tangga meningkat yakni dilihat dari survei permintaan pembiayaan rumah tangga yang mencatatkan peningkatan permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).

"Peningkatan permintaan ini sejalan dengan membaiknya kinerja sales korporasi dan kondisi pasar tenaga kerja," ujarnya.

Pertumbuhan KPR jauh di atas pertumbuhan kredit total yang masih terkontraksi 1,28 persen yaitu realisasinya mencapai 6,1 persen.

Pertumbuhan KPR terjadi seiring dengan penjualan properti yang turut tumbuh di kuartal I yakni tercatat di sekitar 13 persen khususnya untuk rumah tipe menengah.

“Rumah tipe menengah sudah kembali rebound bahkan di atas 20 persen dibandingkan di triwulan IV yang masih mengalami kontraksi,” ujarnya.

Baca juga: Stimulus BI dorong permintaan KPR

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021