Jakarta (ANTARA) - Habib Husein Ja’far Al Hadar yang juga dikenal Habib Milenial mengatakan petuah dan fatwa tokoh agama sangat efektif dan mudah membuat masyarakat mematuhi protokol kesehatan (prokes),

Tokoh agama bisa memberikan nasihat melalui majelis-majelis yang mereka bina, atau bahkan sampai dalam bentuk fatwa, kata pendakwah dan penulis muda Indonesia itu dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA, Jumat.

”Dalam Islam hifdzul aql menjaga nyawa, menjaga kesehatan itu menjadi salah satu dari tujuan agama Islam itu sendiri. Al Quran juga menegaskan kita untuk menjaga nyawa kita dan nyawa orang lain,” ujar Habib Husein Ja’far.

Menurut dia, orang-orang yang cenderung patuh pada imbauan-imbauan yang berbasis kepada spiritualitas, seperti itu akan patuh terhadap imbauan ulama.

Lebih lanjut, menurut dia, ulama juga bisa mendorong masyarakat untuk saling bersolidaritas bersama melawan COVID-19 ini. Solidaritas yang dimaksud khususnya dalam segi saling tolong menolong satu sama lain.

Baca juga: Ulama Aceh serukan ASN baca Yaasin agar pandemi COVID-19 berakhir

Ia mengungkapkan bahwa ini juga telah dilakukan oleh berbagai organisasi keagamaan seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).

”Mungkin memang sekarang waktunya untuk kembali digalakkan lagi imbauan itu, karena kita kan sedang menghadapi arus besar pandemi kedua. Dan kecenderungan masyarakat sudah makin rendah kesadarannya dalam perang melawan COVID ini,” jelasnya.

Habib Ja’far menambahkan bahwa imbauan bisa juga dengan menggunakan fatwa yang sifatnya lebih mengikat. Menurutnya, bisa dibuat fatwa-fatwa yang mendukung prokes, misalnya wajib memakai masker dan haram membuka masker di tempat umum. Wajib tidak berkerumun dan haram membuat kegiatan-kegiatan yang berkerumun.

”Paling penting adalah keteladanan, tokoh agama harus memberikan keteladanan, misalnya dengan mereka tidak menyelenggarakan acara-acara yang sifatnya kerumunan. Kemudian mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan acara-acara yang sifatnya kerumunan, seperti haul atau perayaan Idul Adha dan lain sebagainya,” terangnya.

Ia menyebut ada rukhsah atau keringanan dalam shalat yaitu boleh meninggalkan syariat seperti Shalat Jumat, mengganti dengan Shalat Zuhur kalau dengan Shalat Jumat itu membahayakan nyawa manusia. Dalam Al Quran juga disebutkan ‘bahwa siapa yang menjaga satu nyawa, ia seperti menjaga seluruh umat manusia’.

”Sejauh ini saya melihat kontribusi edukasi itu sudah cukup besar dilakukan oleh tokoh-tokoh agama, misalnya mengenai Shalat Jumat, baik Majelis Ulama Indonesia (MUI) maupun NU dan Muhammadiyah telah memutuskan bahwa kalau di zona merah memang diperbolehkan untuk tidak Shalat Jumat dan bahkan dianjurkan untuk tidak Shalat Jumat,” tukasnya.

Baca juga: Ulama Madura diajak Gubernur Jatim sukseskan vaksinasi COVID-19

Selain itu, pria kelahiran Bondowoso, 21 Juni 1988 ini juga menyampaikan bahwa memang saat ini ada ketidakpercayaan di masyarakat. Hal itu disebabkan oleh banyaknya hoaks yang mengganggu kepercayaan masyarakat khususnya terhadap vaksin.

Selain itu juga ketidakpercayaan kepada oknum-oknum pemerintah karena masyarakat melihat tampak tidak ada keseriusan dari pemerintah. Kemudian ada juga ketimpangan, ketidakadilan dalam penerapan prokes tersebut.

”Banyak hoaks yang mengatakan jika divaksin katanya akan sakit, kalau divaksin katanya akan bisa dilacak dan lain sebagainya. Kemudian ada juga anggapan bahwa vaksin ini menyebabkan orang kemudian akan imun sehingga tidak akan kena (virus). Padahal vaksin kan fungsinya menambah kekebalan tubuh ketika kena virus. Maka cara mengatasinya adalah dengan edukasi,” jelasnya.

Menurutnya, harus ada edukasi hingga ke akar rumput, kemudian juga harus berbasis kepada komunikasi yang sifatnya kultural. Ia mencontohkan seperti ke orang Madura, memakai bahasa Madura, ke orang Jawa memaki bahasa Jawa. Agar lebih mudah dipahami dan lebih mudah dipercaya.

”Komunikasi kultural itu tidak hanya secara bahasa, tetapi juga secara kebudayaan sesuai dengan kecenderungan kebudayaan masing-masing. Tidak bisa menggunakan edukasi yang masih umum seperti yang selama ini dilakukan,” katanya.

Baca juga: Ulama imbau warga Aceh perketat prokes cegah lonjakan COVID-19

Pewarta: M Arief Iskandar
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021