Palangkaraya (ANTARA News) - Evaluasi kedatangan jemaah haji asal Provinsi Kalimantan Tengah menyebutkan keterlambatan pesawat masih menjadi kendala utama pelaksanaan ibadah haji tahun ini dengan rata-rata keterlambatan sekitar tigat jam.

"Padatnya jalur penerbangan di Jeddah, menyebabkan rata-rata jadwal kedatangan pesawat yang mengangkut haji terlambat antara hingga tiga jam," kata Kepala Bidang Haji Kanwil Depag Provinsi Kalteng Abdul Wahid AHA, di Palangkaraya, Minggu.

Sebanyak 1.412 jemaah haji dan petugas pendamping asal Kalimantan Tengah saat ini telah kembali ke daerah asalnya sejak 6 hingga 12 Desember lalu, melalui dua embarkasi terpisah.

Dalam evaluasi Kanwil Depag, secara umum keterlambatan kedatangan pesawat itu masih lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yang terdapat sejumlah penerbangan terlambat hingga delapan sampai 12 jam dari jadwal.

Data Kanwil Depag Kalteng menyebutkan pesawat yang mengakut jemaah haji kloter 11 dengan 169 haji asal Kalteng mendarat di Bandara Adi Soemarmo, Solo, pada 6 Desember pukul 17.46 WIB atau terlambat tiga jam dari jadwal tiba pukul 13.45 WIB.

Sedangkan kedatangan kloter 5 yang mengangkut 321 haji di Embarkasi Syamsuddin Noor, Banjarmasin, tiba pada 8 Desember pukul 16.44 WITA atau molor lebih tiga jam dari jadwal pukul 13.30 WITA.

Demikian juga kedatangan Kloter 6 Embarkasi Syamsuddin Noor, yang tiba pada 9 Desember dengan 323 haji asal Kalteng, seharusnya tiba pukul 20.45 WITA terlambat menjadi pukul 23.47 WITA.

Sementara kloter 7 dan 8 di embarkasi yang sama, juga tiba terlambat lebih dari tiga jam pada tanggal 11 dan 12 Desember, masing-masing tiba 06.10 WITA dan 16.12 WITA.

"Kedatangan haji dari Embarkasi Solo disambut langsung Wakil Gubernur Kalteng Achmad Diran beserta Bupati Lamandau Marukan, dan Wakil Ketua DPRD Kalteng Arief Budiatmo pada tanggal 6 Desember," tambahnya.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009