Mekkah (ANTARA News) - Lambatnya penetapan besar biaya pemondokan yang ditetapkan melalui komponen haji bernama Biaya Penyelengaraan Ibadah Haji (BPIH) berdampak kepada terlambatnya untuk mendapatkan pemondokan di posisi ring satu, termasuk harga yang tidak kompetitif.

Karena itu tim pengawas haji DPD mendesak Kementerian Agama dan DPR segera memutus dengan cepat variabel harga pemondokan haji di Mekkah, kata Koordinator Tim Pengawas Haji DPR Ahmad Jajuli usai menghadiri malam ta`aruf Petugas Haji Indonesia Bersama Amiul Haj di Mekkah Jumat malam.

Jauh hari sudah ditetapkan agar panitia tidak didahului negara lain.

"Platfon (pagu, red) harga pemondokan jangan menunggu harga BPIH diputuskan," kata Ahmad Jajuli.

Besar plafon biaya pemondokan haji Indonesia yang mencapai SAR1.850 sudah sangat baik dan cukup kompetitif. Namun dalam pantauannya, banyak pemondokan haji Indonesia yang kurang bagus.

Dengan harga seperti itu seharusnya Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH) bisa lebih maksimal mendapatkan pemondokan lebih baik.

"Silahkan lihat saja di lapangan. Turki, India, Irak, Iran mempunyai pemondokan yang lebih megah dan bagus bukan," katanya.

Ia juga menampik apabila plafon komponen biaya pemondokan Indonesia lebih rendah dari negara yang ia sebutkan.

"Tidak benar negara lain berani sewa dengan harga lebih mahal," kata Jazuli.

Ia menduga, harga pemondokan yang tiba-tiba melambung tinggi disebabkan adanya kebocoran harga yang telah diputus di DPR.

Akibat lambat ditetapkannya plafon biaya pemondokan, Jazuli menilai PPIH menjadi terlambat berunding dengan pemilik wisma. Itu pula yang menjadi penyebab kurang maksimalnya letak pemondokan di ring satu.

"Kalau Menteri Agama menargetkan tahun depan semua pemondokan di Ring Satu maka harus mulai sekarang cara di atas dijalankan," kata dia.

Lebih Besar


Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali sendiri dalam sambutannya di acara yang sama bertekad untuk memberikan porsi pemondokan lebih besar lagi di ring satu untuk musim haji tahun depan. Ia meyakini hal itu mengingat saat ini letak pemondokan haji Idnonesia di Ring satu naik signifikan dari tahun sebelumnya.

"Bila tahun lalu kami hanya bisa sediakan sebanyak 27 persen, maka tahun ini melonjak hingga 67 persen," katanya.

Dikatakan Menag seandainya dirinya mampu memenuhi target 100 persen pemondokan di ring satu tapi bisa dipastikan ada saja suara ketidakpuasan. Sebab masalah kuantitas tidak berbanding lurus dengan

tingkat kepuasan. Apalagi variabel kepuasan dan standar pemondokan itu beragam.

Ia mencontohkan ada pemilik pemondokan yang memberi makan dan snack pada jamaah 24 jam, ada juga yang tidak. Ada juga pemondokan yang megah dan bagus, ada pula yang jelek. Ada pemilik rumah yang responsof menjawab keluhan jamaah.

"Intinya, tidak mungkin tidak ada masalah, ini yang harus bisa dipahami oleh semuanya," kata Menag.

(E001/A011/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010