Jakarta (ANTARA) - Kasus ekstradisi terhadap CFO Huawei, Meng Wanzhou atau Sabrina Meng, di Kanada memasuki babak baru setelah tim pembela Meng mengemukakan ada serangkaian dokumen yang dapat menjadi bukti baru jika pengadilan Mahkamah Agung Kanada mengizinkan untuk diajukan di muka persidangan. 

Berdasarkan laporan media yang dikutip Senin, menyatakan bahwa sejak beberapa bulan yang lalu segepok dokumen itu telah diperoleh melalui pengadilan Hong Kong.

Dokumen tersebut berupa email dan komunikasi internal yang terjadi antar eksekutif HSBC terkait kasus ini, yang sebelumnya tidak dibuka untuk publik.

Dalam persidangan minggu lalu, tim pembela Meng mengatakan dokumen itu layak dipercaya melemahkan alasan-alasan yang mendasari pihak Amerika Serikat dalam upaya ekstradisi terhadap Meng.

Dalam pengajuan hukum, pengacara Meng telah menyarankan mereka dapat memperkuat klaimnya bahwa Amerika Serikat telah menyesatkan Kanada dengan menghilangkan fakta-fakta kunci yang melemahkan tuduhan.

Minggu lalu, Associate Hakim Agung Mahkamah Agung Heather Holmes menolak permohonan pembelaan untuk larangan publikasi menyeluruh pada dokumen HSBC yang berarti bahwa rincian dokumen itu dapat diungkapkan di pengadilan.

Meng, 49, yang juga merupakan putri pendiri Huawei, Ren Zhengfei, diperkirakan akan hadir di pengadilan secara langsung minggu hingga beberapa bulan ke depan.

Baca juga: Komentar Bos Huawei CBG soal blokir AS

Baca juga: Pengacara ajukan penundaan ekstradisi bos Huawei Meng Wanzhou


Amerika Serikat ingin Meng diekstradisi terkait tuduhan penipuan dan konspirasi sehubungan dengan tuduhan dia berbohong kepada seorang eksekutif HSBC di Hong Kong pada tahun 2013 tentang kendali Huawei atas anak perusahaan bernama Skycom yang dituduh melanggar sanksi ekonomi AS terhadap Iran.

Pengacara Meng berpendapat bahwa dokumen dari HSBC menunjukkan bahwa Huawei terbuka tentang hubungannya dengan Skycom. Dalam pernyataan baru-baru ini, Huawei Kanada mengatakan: “Dokumen-dokumen ini yang terdiri dari email dan catatan HSBC lainnya menunjukkan tidak ada bukti penipuan di HSBC.”

“Mereka menunjukkan bahwa kendali Huawei atas Skycom tidak disembunyikan terhadap para pejabat eksekutif senior HSBC, bahwa kaitan bisnis Skycom dengan Huawei di Iran tidak disembunyikan dari eksekutif HSBC dan bahwa penilaian risiko internal HSBC dibuat berdasarkan pengetahuan tentang fakta yang sebenarnya.”

Pihak Huawei Kanada menambahkan: "Risiko reputasi dikelola dengan sepengetahuan eksekutif senior HSBC."

Pengacara Huawei tengah berupaya agar pengadilan Kanada mengizinkan dokumen internal tersebut diajukan sebagai bukti. Penuntut umum dari pemerintah di Kanada kemungkinan akan menentang interpretasi Huawei atas dokumen tersebut dan berpendapat bahwa dokumen tersebut tidak relevan dengan proses ekstradisi dan harus diajukan untuk persidangan penipuan di AS.

Laporan media mengatakan bahwa HSBC telah memberikan dokumen internal ke departemen kehakiman AS dalam upaya untuk menghindari penuntutan oleh AS, tetapi tidak kepada pengacara Meng.

Pemerintah China dengan tajam mengkritik kerja sama HSBC dengan pemerintah AS atas kasus ini. HSBC mengatakan tidak memiliki pilihan hukum selain bekerja sama dengan pihak berwenang AS. Bank tersebut terjebak dalam pusaran kasus karena selain berkantor pusat di Inggris dan sebagian besar pendapatannya berasal dari bisnisnya di China.

Pada Februari lalu, pihak Meng berupaya mendapatkan akses ke dokumen HSBC melalui pengadilan di Inggris, namun upaya itu tidak berhasil. Baru kemudian di bulan Maret, kembali diupayakan melalui pengadilan Hong Kong melalui penyelesaian di luar jalur pengadilan dengan HSBC.

Persyaratan penyelesaian tidak dipublikasikan, tetapi tampaknya HSBC memberi Huawei akses ke dokumen tersebut, dengan klausul kerahasiaan terlampir.

Pekan lalu pengadilan Kanada menerima permohonan dari jaksa dan kelompok media Kanada bahwa informasi tersebut tidak lagi dapat dirahasiakan, sehingga kemungkinan besar bukti tersebut dapat diterima di pengadilan untuk menantang klaim ekstradisi.

Meng ditangkap di bandara Vancouver pada 1 Desember 2018, setelah tiba dengan penerbangan dari Hong Kong, di mana dia dijadwalkan untuk menghadiri sebuah konferensi di negara di Amerika Latin. Semenjak ditangkap, Meng berada dalam tahanan rumah hingga sekarang.

Pengacara Meng berpendapat bahwa otoritas pemerintah Kanada dan petugas Badan Layanan Perbatasan Kanada melanggar hak konstitusionalnya pada saat penangkapannya dengan menanyainya tanpa pengacara dan menjalankan penyelidikan kriminal rahasia atas perintah Biro Investigasi Federal AS.

Hak Meng dilanggar ketika dia ditahan selama tiga jam oleh petugas Badan Layanan Perbatasan Kanada sebelum diberitahu tentang penangkapannya dan haknya untuk didampingi pengacara.

Pihak Meng juga berargumen bahwa permintaan ekstradisi AS ke Kanada berada di luar yurisdiksinya dan dapat dianggap ilegal menurut hukum kebiasaan internasional. Pernyataan yang dibuat oleh otoritas AS dan Kanada, termasuk presiden saat itu Donald Trump mengenai Huawei dan Meng, menyiratkan bahwa kasus tersebut sangat dipolitisasi. Kasus Meng tampaknya digunakan sebagai pion dalam perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Permintaan ekstradisi AS dapat merusak integritas sistem peradilan Kanada jika kemudian Mahkamah Agung Kanada mengabulkan permintaan tersebut karena akan bertentangan dengan hukum internasional sehubungan dengan ‘yurisdiksi jangka panjang’. 

Huawei terus memiliki keyakinan besar bahwa Meng tidak bersalah mengingat berbagai kejanggalan seputar penangkapan Meng dan perkembangan kasus ini dari waktu ke waktu. 

Babak persidangan diperkirakan berlangsung hingga Agustus dengan argumen pembelaan tentang apa yang disebut "cabang" terakhir dari penyalahgunaan proses yang melibatkan tuduhan keliru yang didasarkan pada dokumen HSBC.


Baca juga: HSBC bantah tuduhan jebak Huawei

Baca juga: Pengacara ajukan penundaan ekstradisi bos Huawei Meng Wanzhou

Baca juga: Intelijen Kanada peringatkan kasus Huawei akan kejutkan dunia

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021