Jakarta (ANTARA) - Kepala Divisi Teknologi Hasil Ternak Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan IPB University Dr Ir Epi Taufik Spt MVPH MSi IPM mengatakan susu steril memiliki kandungan nutrisi yang tidak berbeda dengan susu UHT.

“Susu dengan merk tertentu, yang sempat menjadi berita viral di medsos adalah salah satu jenis susu steril. Dalam konteks kandungan nutrisinya tidak berbeda nyata dengan jenis susu sejenis (steril atau UHT) dari merk-merk lainnya,” ujar Epi dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Baca juga: BKKBN dorong konsumsi susu berkualitas untuk tekan stunting

Baca juga: Susu hasil sapi perah program Kementan mulai dinikmati pada Agustus


Perbedaan yang ada biasanya pada bahan baku atau formulasi susu steril/UHT tersebut. Susu merk tertentu itu dalam kemasannya mencantumkan 100 persen berbahan baku susu segar, namun demikian susu sejenis dari merk lain pun ada yang berbahan baku 100 persen susu segar juga.

Beberapa susu sejenis dari merk lain memang ada yang hanya menggunakan bahan tambahan selain susu segar, misalnya susu bubuk skim, laktosa, penstabil, dan lainnya.

Dia menambahkan jika ada produk yang mengklaim, misalnya mengandung antioksidan lebih tinggi, vitamin D lebih tinggi, zinc yang lebih tinggi dan sebagainya, klaim tersebut harus tercantum dalam label produk, karena itu bukti telah adanya persetujuan klaim tersebut dari BPOM. Hal itu sesuai Peraturan BPOM No 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan.

“Jika tidak ada, klaim tersebut dapat dianggap penipuan,” tambah dia.

Dengan demikian, lanjut dia, masyarakat tidak perlu panik karena semua jenis olahan susu cair, baik pasteurisasi, steril maupun UHT dari berbagai merk yang beredar di pasaran memiliki kandungan nilai gizi yang hampir sama, sehingga manfaat kesehatan yang didapatkan pun relatif sama.

Baca juga: Porsi minum susu yang tepat untuk orang dewasa

Kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi susu juga produk olahan susu lainnya dalam rangka menjaga status kesehatan termasuk imunitas tubuhnya perlu didukung oleh berbagai pihak terkait.

“Masyarakat dapat meneruskan mengonsumsi susu dan protein hewani lainnya, seperti daging, telur juga protein nabati seperti sayur, sereal dan buah sebagai sumber serat yang tidak dimiliki susu, dalam rangka melakukan pola makan yang sehat beragam dan seimbang,” katanya.

Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021