Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid menilai ada tiga langkah yang perlu dilakukan semua pihak agar kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat berhasil diterapkan.

"Pertama, aparatur pemerintah dari pusat hingga daerah harus aktif dalam mengawal kebijakan ini, termasuk aparatur keamanan dan lainnya," kata Jazilul Fawaid atau Gus Jazil dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Kedua menurut dia, masyarakat harus memiliki tingkat kesadaran dan kedisiplinan dalam mematuhi kebijakan yang ada. Hal itu menurut dia sangat penting misalnya disiplin menggunakan masker, cuci tangan, dan disiplin untuk tidak menerobos aturan.

"Jangan aturan dibuat tapi dilanggar, seperti kemarin pintu masuk Jakarta ternyata banyak yang jebol," ujarnya.

Dia menjelaskan, poin ketiga, untuk memunculkan disiplin masyarakat, harus ditopang dengan peran para tokoh masyarakat, kiai, stakeholder terkait, termasuk media untuk memberikan keteladanan agar sadar dan disiplin.

Baca juga: Polda Metro Jaya izinkan ojol dan logistik melintas saat PPKM Darurat
Baca juga: Menko Luhut: RI pesan 10.000 tabung oksigen dari Singapura
Baca juga: DKI siapkan 300 sentra vaksinasi untuk warga usia di atas 12 tahun


Menurut dia, tanpa tiga kata kunci itu, kebijakan pemerintah dalam menekan laju COVID-19 tidak ada artinya.

"Kita lihat saja sampai akhir Juli nanti, berhasil apa tidak. Beberapa kebijakan yang lalu faktanya ’kurang berhasil’, faktanya kasus meningkat bahkan rumah sakit 'over capacity', tenaga medis, obat-obatan kekurangan," ujarnya.

Dia menilai semua yang terlibat dalam kebijakan PPKM Darurat harus menuju fokus yang sama sehingga tidak bisa rakyat diminta disiplin tapi para tokoh tidak memberikan keteladanan.

Gus Jazil mengatakan kebijakan PPKM Darurat bukan tanpa risiko karena berpotensi mengganggu pergerakan roda perekonomian masyarakat.

"Ini yang harus diantisipasi, aktivitas perdagangan, niaga, bisnis terhenti, ini juga jadi masalah. Yang lebih kacau lagi kalau PPKM Darurat sudah memberi dampak penurunan ekonomi, tapi tidak berhasil juga dalam menekan laju kasus COVID-19, ini rugi dua kali," katanya.

Menurut dia, pandemi COVID-19 yang sudah berlangsung lebih dari setahun telah menyebabkan cukup banyak korban jiwa dan harta.

Dia menilai perjalanan pandemi COVID-19 yang sudah memasuki tahun kedua, harus dijadikan pelajaran bahwa kuncinya adalah pertahanan masing-masing individu, mulai dari sisi penerapan protokol kesehatan, imunitas tubuh, mental dan lainnya.

"Termasuk tidak punya pekerjaan itu juga menurunkan imunitas. Dua tahun ini masyarakat dihadapkan pada dua masalah besar, pertama COVID-19 itu sendiri. Kedua dampak ikutannya seperti pekerjaan hilang, masa depan suram, ini menurunkan imunitas," ujarnya.

Karena itu Gus Jazil mengajak masyarakat untuk tetap optimistis bahwa "badai" COVID-19 akan segera berlalu karena kuncinya, masing-masing individu harus menerapkan kedisiplinan diri untuk terhindar dari COVID-19.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2021