Kompetisi robotik ini akan semakin mengasah siswa madrasah di berbagai tingkatan dalam menumbuhkan kreativitas dan imajinasinya bagi kebermanfaatan teknologi terutama menghadapi era industri 4.0.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama melalui Direktorat Kurikulum, Sarana dan Prasarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) kembali menggelar kompetisi robotik madrasah tingkat nasional ke-7 yang akan digelar secara daring dan luring pada Oktober 2021.

"Tingginya antusiasme siswa untuk mengenal dan mempelajari teknologi robotika dan otomasi, namun wadah untuk menyalurkan kreativitas itu masih terbatas, maka kami mewadahinya," kata Dirjen  Pendidikan Islam ((Pendis) Kemenag M. Ali Ramdhani dalam keterangan pers yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan kompetisi robotik ini akan semakin mengasah siswa madrasah di berbagai tingkatan dalam menumbuhkan kreativitas dan imajinasinya bagi kebermanfaatan teknologi terutama menghadapi era industri 4.0.

Di sisi lain, kompetisi robotik ini juga bakal memperkuat paradigma madrasah yang tidak hanya unggul dari segi pengetahuan keagamaan, juga kemampuan di bidang teknologi robotik dan "coding".

"Jadi siswa dapat meningkatkan peran dan kebermanfaatan teknologi dalam mengisi ruang society 4.0. Siswa madrasah menunjukkan bahwa dirinya bagian dari masyarakat global. Teknologi robotika memiliki peranan penting, jadi ketika robotika menjadi bagian hidup, maka kita tak tertinggal dan justru memberi warna lain," katanya.

Dalam penyelenggaraan ke-7 ini, Kemenag mengambil tema Robots for Global Pandemic sebagai respon atas situasi yang terjadi dewasa ini. Ada empat tema turunan yang diuji yakni robot peduli kesehatan, robot peduli sosial, robot untuk ketahanan hidup, dan robot untuk pemulihan ekonomi.

Kemenag juga membagi dua kategori kompetisi yakni rancang bangun inovasi dan "mobile robot" untuk semua jenjang mulai dari MI, MTs, dan MA. Khusus rancang bangun, peserta menciptakan model teknologi yang berguna untuk meringankan aktivitas manusia.

"Peserta merakit robotnya sendiri, dari madrasah dan mempresentasikan di hadapan juri secara online. Jadi untuk rancang bangun ini penilaiannya secara online," kata Ali.

Baca juga: Pelajar madrasah ciptakan alat deteksi dini gunung meletus

Baca juga: Madrasah Technotura melaju ke kompetisi robot di AS


Baca juga: Siswa madrasah berjaya di olimpiade robot internasional

Sementara pada kategori mobile robot, peserta harus membuat program kendali untuk mengendalikan "mobile robot" supaya bergerak mandiri sesuai tugas yang ditentukan dan dilengkapi dengan teknologi sensor.

"Untuk 'mobile robot' digelar secara luring dan tentunya penerapan protokol kesehatan harus ketat," kata dia.

Untuk kuota peserta tahun ini diproyeksikan sebanyak 360 orang yang terbagi dalam 180 tim. Setiap madrasah bisa mengikuti dua kompetisi baik rancang bangun maupun "mobile robot".

"Dalam proses pendaftaran, kami membuka seluas-luasnya tapi nanti tetap akan ada proses seleksi," ujarnya.

Adapun proses kompetisi dimulai dari sosialisasi dan pendaftaran mulai 7 Juli hingga 31 Agustus, seleksi persyaratan, makalah, dan video pada 5-7 September, pengumuman lolos seleksi 8 September, kompetisi rancang bangun 2-3 Oktober, dan kompetisi "mobile robot" secara luring pada 16-17 Oktober di Mall Alam Sutra, Tangerang, demikian M. Ali Ramdhani.

Baca juga: "WowWi" robot buatan siswa madrasah yang juara di Amerika Serikat

Baca juga: Siswa MAN 1 Pekanbaru juara Kompetisi Robot Madrasah nasional

Baca juga: Siswa madrasah borong 4 medali lomba robot di Korea

Baca juga: Madrasah Aliyah TechnoNatura bertarung di Olimpiade Robotik


 

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021