Trimegah berpendapat bahwa pada paruh kedua, reksa dana saham yang akan berkinerja paling baik
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Trimegah Asset Management Antony Dirga memprediksi reksa dana saham akan memiliki kinerja terbaik pada paruh kedua 2021 dengan catatan pandemi dapat lebih terkendali seiring dengan diterapkannya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat oleh pemerintah.

"Paruh kedua ini, sangat bergantung pada disiplin kita masing-masing dalam situasi pandemi seperti ini. Saya kira PPKM yang diterapkan oleh pemerintah adalah tindakan tegas yang memang dibutuhkan oleh kita semua. Jadi, itu akan memicu dimana kita harapkan ada peak dari jumlah kasus, kemarin 34 ribu lebih, dapat terjadi dalam satu dua minggu ke depan ini. Mudah-mudahan terjadi sehingga kondisi ekonomi kita bisa mulai berjalan normal lagi. Jika kami benar, kami di Trimegah berpendapat bahwa pada paruh kedua, reksa dana saham yang akan berkinerja paling baik," ujarnya saat jumpa pers di Jakarta, Kamis.

Pada paruh pertama tahun ini, reksa dana yang berkinerja paling baik di industri secara berurutan yaitu reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham.

Baca juga: Dirut Trimegah prediksi industri reksa dana tumbuh 10-15 persen 

Pada enam bulan terakhir 2021, Antony memperkirakan justru akan terjadi kebalikannya di mana reksa dana pasar saham akan menjadi nomor satu, diikuti reksa dana campuran, lalu reksa dana pendapatan tetap, dan terakhir reksa dana pasar uang.

"Jadi kalau ditanya mana yang lebih baik, tentu saja tergantung profile risiko masing-masing dari investor. Tapi yang memiliki profil risiko yang tinggi bisa menambah porsi kepemilikannya di reksa dana saham dan campuran," katanya.

Adapun faktor-faktor pendukung membaiknya kinerja reksa dana saham antara lain kenaikan imbal hasil obligasi (bond yield) di Amerika Serikat yang lebih terukur dan juga pada 1,5 tahun ini ada partisipasi investor ritel yang melonjak sangat drastis dan mengurangi dependensi pasar modal domestik terhadap investor asing.

"Ketiga, untuk jangka panjang UU Cipta Kerja dan aturan turunannya itu sangat penting bagi kami karena akan cukup mengubah fundamental support d industri-industri kita. Tapi yang paling penting di semester kedua adalah kesuksesan kita semua termasuk pemerintah dalam menanggulangi COVID-19," ujar Antony.

Antony menambahkan pada dasarnya pasar saham itu bergerak enam hingga 12 bulan sebelum roda ekonomi bergerak alias pasar saham selalu bergerak lebih awal. Menurutnya, apabila Indonesia bisa "menang" melawan pandemi COVID-19, semestinya pasar saham akan bergerak terlebih dahulu.

"Kami yakini itu sehingga pandangan kami cukup bullish untuk pasar saham dan juga obligasi sebenarnya sampai akhir tahun ini. Jadi reksa dana manapun yang akan berpotensi baik adalah reksa dana yang memiliki beta yang lebih tinggi dalam hal ini saham, campuran, obligasi dan pasar uang," kata Antony.

Baca juga: Ekonomi diyakini pulih tahun ini, Trimegah terbitkan reksa dana baru
Baca juga: Industri reksa dana diyakini tetap tumbuh positif pada 2021

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021