Jatuh paling parah, indeks teknologi Hang Seng turun 3,7 persen ke level terendah sejak 7 Oktober 2020, membukukan penurunan hari ketujuh berturut-turut.
Jakarta (ANTARA) - Saham Hong Kong merosot pada hari Kamis ke level terendah enam bulan, karena perusahaan teknologi jatuh di tengah kekhawatiran peraturan yang berlarut-larut.

Indeks Hang Seng turun 2,9 persen menjadi 27.153,13, terendah sejak 4 Januari 2021, sedangkan indeks China Enterprises turun 3,2 persen menjadi 9.822,56 poin.

Jatuh paling parah, indeks teknologi Hang Seng turun 3,7 persen ke level terendah sejak 7 Oktober 2020, membukukan penurunan hari ketujuh berturut-turut.

Baca juga: Saham Hong Kong jatuh ke terendah 2 bulan, tertekan kebijakan Beijing

Bilibili Inc, Meituan, Baidu Inc dan JD.Com Inc. turun antara 3,6 persen dan 7,3 persen.

Tencent dan Alibaba masing-masing turun 3,7 persen dan 4,1 persen.

Regulator pasar China mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka telah mendenda sejumlah perusahaan internet termasuk Didi Chuxing, Tencent dan Alibaba karena gagal melaporkan kesepakatan merger dan akuisisi yang mereka lakukan sebelumnya, untuk mendapat persetujuan, menurut sebuah pernyataan di situs web Badan Pengawas Pasar (SAMR).

Di tengah kekhawatiran peraturan yang terus-menerus, Linus Yip, kepala strategi di First Shanghai Securities mengatakan, "perusahaan teknologi terkemuka itu masih dalam proses mencari titik terendah."

Baca juga: Saham China ditutup melemah tertekan perusahaan keuangan dan energi

Dia menambahkan penurunan imbal hasil obligasi AS tenor sepuluh tahun sejak Juni juga mengurangi daya tarik perusahaan siklikal tradisional, membuat investor lebih enggan untuk melakukan rotasi ketika ada kemerosotan dalam saham-saham ekonomi baru.

Di sisi lain, petunjuk mengejutkan Beijing pada pelonggaran moneter menimbulkan kekhawatiran atas kesehatan ekonomi China.

China akan menerapkan pemotongan berdasarkan waktu dalam penetapan rasio cadangan minimum (reserve requirement ratio/RRR) perbankan untuk mendukung ekonomi riil, terutama perusahaan kecil, kata kabinet pada hari Rabu.

"Kami berharap aksi kebijakan ini dapat menimbulkan sentimen negatif bagi investor dengan harapan agar otoritas peduli terhadap pemulihan ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan, dengan menetapkan potensi risiko kredit yang lebih tinggi di masa depan," analis CITI Judy Zhang dan Julia Cheung mengatakan dalam laporan.
 

Penerjemah: Biqwanto Situmorang
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021