Jakarta (ANTARA) - Lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa mengajak masyarakat untuk sama-sama menggerakkan Kurban Asik tanpa Sampah Plastik pada momentum Idul Adha 1442 Hijriah/2021 Masehi untuk mencegah pencemaran lingkungan yang semakin kritis.

"Gerakan Kurban Asik tanpa Sampah Plastik diluncurkan untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam penggunaan plastik yang tidak dapat didaur ulang, terutama di momen Idul Adha," ujar GM Advokasi & Aliansi Strategis Dompet Dhuafa Arif Rahmadi Haryono dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Dompet Dhuafa tebar 1.000 hewan kurban di Sulsel-Sulbar-Palestina

Baca juga: Pakar ekonomi: Belanja kurban gerakkan perekonomian rakyat


Secara umum, kata dia, masyarakat Indonesia masih terbiasa menggunakan kantong plastik sebagai wadah atau kemasan daging kurban yang akan dibagikan. Tak dielakkan karena kantong plastik cukup familiar, mudah diperoleh serta harganya yang terjangkau, membuat masyarakat sulit beralih ke kemasan lain.

Selain itu, masyarakat masih memiliki pemahaman yang minim untuk memperlakukan sampah plastik dengan benar. Belum lagi dengan sistem daur ulang sampah yang belum kompeten semakin membuat penumpukan sampah plastik di tempat penampungan akhir.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah mengeluarkan surat edaran SE.2/PSLB3/PS/PLB.0/7/2019 tentang Pelaksanaan Hari Raya Idul Adha tanpa Sampah kepada seluruh pemerintah daerah di Indonesia. Imbauan ini ditujukan kepada setiap kepala daerah agar mengajak warganya dapat menggunakan kemasan ramah lingkungan sebagai wadah daging kurban.

"Dengan masyarakat didorong untuk mengganti wadah daging kurban yang ramah lingkungan, secara langsung kami juga berharap ada upaya masyarakat untuk menjaga kelestarian wilayah tersebut," kata dia.

Sementara itu, Direktur Filantropi Indonesia Hamid Abidin mengatakan gerakan tersebut merupakan kampanye untuk mengedukasi masyarakat agar dapat beralih ke kemasan alternatif yang ramah lingkungan sebagai wadah daging kurban.

Lewat gerakan ini diharapkan volume sampah, khususnya sampah plastik, yang biasanya meningkat pada saat Idul Adha bisa diantisipasi dan diminimalisasi.

Baca juga: Dompet Dhuafa distribusikan logistik bagi penyintas banjir Semarang

"Setiap tahunnya diperkirakan ada 5,4 juta sampah plastik yang dihasilkan di Indonesia. Volume sampah plastik meningkat pesat saat pandemi, karena sebagian besar masyarakat melakukan belanja daring yang pengemasannya menggunakan plastik. Belum lagi limbah medis yang meningkat tajam dibandingkan di masa normal," tuturnya.

Menurutnya, kegiatan kurban yang menjadi bagian dari ritual ibadah dan memberikan dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat seharusnya tidak ikut memperparah persoalan sampah ini. Karena itu, momen Idul Adha dinilai tepat untuk meluncurkan gerakan pengurangan sampah plastik.

"Masyarakat dapat memanfaatkan besek bambu, daun pisang/jati, plastik gelatin/singkong, dan wadah makanan," kata dia.

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021