Dana IPO ini akan kita gunakan tentunya untuk modal kerja, untuk mempercepat kemajuan operasional bisnis
Jakarta (ANTARA) - PT Bukalapak.com Tbk (Bukalapak) resmi mengumumkan rencananya untuk melaksanakan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dan akan menjadi unicorn Indonesia pertama yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Chief Executive Officer Bukalapak Rachmat Kaimuddin mengatakan perseroan melepas 25,76 miliar lembar saham biasa atas nama yang seluruhnya adalah saham baru atau 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Nilai saham yang ditawarkan kepada masyarakat dengan harga berkisar antara Rp750 sampai dengan Rp850 per saham. Jumlah seluruh nilai IPO saham tersebut mencapai Rp21,9 triliun.

"Dana IPO ini akan kita gunakan tentunya untuk modal kerja, untuk mempercepat kemajuan operasional bisnis kita, lebih banyak lagi yang bisa kita raih. UMKM yang bisa kita digitalisasi dan sebagainya. Sekitar 66 persen untuk PT Bukalapak.com Tbk atau holdingnya karena di situ akan banyak sekali development juga terjadi di PT Bukalapak.com, sisanya sebagian besar akan kita beri ke anak perusahaan," ujar Rachmat saat jumpa pers di Jakarta, Jumat.

Melalui rencana IPO tersebut, lanjut Rachmat, ia meyakini dapat semakin memperkuat jaringan bisnis dan memberikan kesempatan kepada siapapun untuk berkembang bersama guna mewujudkan ekosistem digital, serta memajukan UMKM di Indonesia.

Perusahaan atau startup yang mendapatkan gelar unicorn adalah bisnis yang memiliki nilai valuasi mencapai 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp14 triliun lebih.

Bukalapak akan menjalankan penawaran awal (bookbuilding) dan roadshow sejak 9 Juli hingga 19 Juli 2021. Dimana pernyataan efektif dari OJK diharapkan terbit pada 26 Juli 2021. Selanjutnya, penawaran umum ditargetkan dapat dilaksanakan pada 28 Juli - 30 Juli 2021 dan pencatatan di BEI dengan kode saham BUKA dijadwalkan pada 6 Agustus 2021.

Dalam IPO tersebut, Bukalapak telah menunjuk PT Mandiri Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Adapun PT UBS Sekuritas Indonesia dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia telah ditunjuk sebagai penjamin emisi efek.

IPO juga akan menawarkan kepada investor internasional, sehingga Bukalapak mempercayakan UBS AG Singapore Branch dan Merrill Lynch (Singapore) Pte. Ltd. bertindak sebagai joint global coordinators dan joint bookrunners untuk memasarkan IPO itu kepada investor internasional.

"Kita akan roadshow mulai hari ini karena kita baru pubex hari ini. Tentunya akan bertemu dengan investor luar negeri tapi dilakukan secara virtual. Kita optimistis akan dapatkan demand baik dari luar dan dalam," kata Rachmat.

Berdasarkan laporan keuangan per Desember 2020, Bukalapak tercatat masih mengalami kerugian Rp1,35 triliun, membaik 51,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya rugi Rp2,79 triliun. Kerugian tersebut seiring dengan masih tingginya beban penjualan dan pemasaran yang mencapai Rp1,51 triliun dan juga beban umum dan administrasi Rp1,49 triliun. Sementara pendapatan Bukalapak pada 2020 mencapai Rp1,35 triliun, naik 25,56 persen dibandingkan 2019 Rp1,07 triliun.

Sementara itu, total aset konsolidasian perseroan per akhir Desember 2020 mencapai Rp2,59 triliun, naik 26,29 persen dari tahun sebelumnya Rp2,05 triliun. Kenaikan total aset konsolidasian perseroan terutama disebabkan oleh kenaikan kas dan setara kas konsolidasian sebesar 67,93 persen atau senilai Rp600 miliar, serta kenaikan aset pajak tangguhan konsolidasian senilai Rp477,79 miliar.

Baca juga: Bukalapak pantau harga jual tabung oksigen
Baca juga: Bukalapak dukung regulasi Harga Eceran Tertinggi obat masa pandemi
Baca juga: Bambang Brodjonegoro diangkat sebagai Komisaris Utama Bukalapak 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021