Jakarta (ANTARA) - Ketika Papua ditetapkan sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XX delapan tahun lalu, ada harapan yang tersemat bahwa PON bisa menjadi momentum untuk memacu pembangunan infrastruktur olahraga dan perekonomian Papua.

Penetapan itu sekaligus menandai untuk pertama kalinya PON akan digelar di provinsi paling timur Indonesia setelah Sulawesi Selatan yang pernah menjadi tuan rumah pada 1957 silam.

Bagi Papua, PON dinilai menjadi momen yang tepat untuk mempercepat pembangunan di Papua karena akan ada pembangunan sejumlah infrastruktur dan fasilitas olahraga, yang selama ini lebih banyak terfokus di Pulau Jawa saja.

PON Papua 2021 akan digelar di empat wilayah, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Merauke dengan mempertandingkan 37 cabang olahraga, 56 disiplin olahraga, 679 nomor pertandingan.

Baca juga: Pemprov Papua gelar gema PON XX di empat klaster

PON Papua juga baka dihadiri sekitar 6500 atlet dari seluruh provinsi di Indonesia. Kehadiran mereka bakal mendorong perekonomian masyarakat sekitar, mulai dari kerajinan, perkebunan hingga pariwisata.

Selain itu, ada beberapa arena yang telah tuntas dibangun, antara lain Stadion Papua Bangkit, arena akuatik, lapangan hoki, kriket, panahan, dan sejumlah GOR di Kabupaten Jayapura dan Mimika.

Kehadiran arena-arena tersebut, seperti istora dan arena akuatik yang memiliki standar internasional, diharapkan bisa menjadi tempat penyelenggaraan kegiatan olahraga, baik nasional maupun internasional yang bisa menghadirkan peserta dan penonton dari luar daerah bahkan luar negeri.

Dengan adanya event kejuaraan, pasti itu juga akan memicu perekonomian Papua lewat sektor UKM maupun pariwisata.

Baca juga: Ekonom: "Venue" PON Papua ciptakan "multiplier effect" ekonomi


Membangun citra Papua

Gubernur Lukas Enembe menyambut antusias rencana gelaran PON di wilayahnya. Pasalnya, itu tidak hanya sebagai pesta olahraga maupun momentum pembangunan Papua, tetapi juga alat strategis untuk membangun citra Papua di mata nasional.

“PON adalah lambang persaudaraan. Papua adalah bagian dari Indonesia, kita adalah satu Indonesia. Ini juga menjadi citra Papua di mata nasional bahwa daerah kami aman untuk dikunjungi, bahwa kami kaya dengan potensi budaya dan pariwisata yang bisa dinikmati,” kata Lukas, Februari 2020.

Harapan serupa disampaikan salah seorang warga Papua, Echa Dogopia. Ia menyambut gembira gelaran PON di Papua karena itu dapat membantu pembangunan infrastruktur olahraga di Papua.

“Dengan adanya PON di Papua sangat membantu dalam pembangunan infrastruktur, seperti jalanan, stadion, kemudian nanti juga akan ada Wisma Atlet untuk tempat atlet yang bakal berpartisipasi di PON,” kata Echa saat dihubungi Antara dari Jakarta, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Gubernur Papua resmikan wisma atlet dan kantor KONI

“PON juga akan membantu orang asli Papua untuk bekerja di lapangan pekerjaan baru yang akan atau sudah dibuka pemerintah daerah dan itu akan membantu perekenomian dan UKM masyarakat, terutama bagi orang asli Papua,” sambung dia.

Echa mengakui bahwa tak banyak orang yang mengetahui potensi yang dimiliki Papua. Oleh karena itu, gelaran PON di Papua menjadi sangat penting untuk ajang promosi Bumi Cendrawasih kepada nasional maupun internasional.

Selanjutnya komitmen ...

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021