Jakarta (ANTARA) - Saham Hong Kong ditutup naik pada hari Jumat setelah delapan hari berturut-turut jatuh, tetapi menandai minggu terburuk dalam lebih dari empat bulan karena penurunan saham-saham teknologi yang dipicu oleh kekhawatiran terhadap peraturan.

Indeks Hang Seng naik 0,7 persen menjadi 27.344,54, sedangkan Indeks Hang Seng China Enterprises (HSCE) naik 0,6 persen menjadi 9.885.42.

Untuk minggu ini, Indeks Hang Seng turun 3,4 persen dan HSCE merosot 5,1 persen, keduanya membukukan minggu terburuk sejak akhir Februari.

Indeks teknologi Hang Seng sempat mencapai level terendah dalam sembilan bulan sebelum berbalik arah menjadi berakhir 1,5 persen lebih tinggi, dibantu oleh aksi beli saham-saham murah (bargain hunting).

Baca juga: IHSG akhir pekan ditutup stagnan, dipicu minimnya sentimen positif

Indeks telah jatuh lebih dari 30 persen dari rekor tertinggi pada pertengahan Februari, karena Beijing meningkatkan tekanan regulasi pada raksasa teknologi dan perusahaan berbasis platform di negara itu.

Regulator sekuritas China sedang membentuk tim untuk meninjau rencana perusahaan China untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO) di luar negeri.

Pada hari Rabu lalu, regulator pasar China mengatakan telah mendenda sejumlah perusahaan internet termasuk Didi Chuxing, Tencent dan Alibaba karena gagal melaporkan kesepakatan merger dan akuisisi yang dilakukan sebelumnya, untuk mendapat persetujuan.

Itu terjadi setelah regulator dunia maya China mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka telah memerintahkan toko aplikasi smartphone untuk berhenti menawarkan aplikasi Didi Global Inc setelah menemukan bahwa raksasa transportasi daring itu telah mengumpulkan data pribadi pengguna secara ilegal.

Baca juga: Saham Eropa menguat, investor memburu saham murah di akhir pekan

Juga membebani sentimen adalah berita utama terbaru tentang ketegangan China-AS.

Pemerintahan Biden pada Jumat akan menambahkan lebih dari 10 perusahaan China ke daftar hitam ekonominya atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia dan pengawasan teknologi tinggi di Xinjiang, dua sumber mengatakan kepada Reuters.

Pada Rabu malam, Indeks S&P Dow Jones dan FTSE Russell memutuskan untuk menghapus lebih banyak perusahaan China dari indeks mereka setelah perintah eksekutif AS yang diperbarui melarang investasi domestik di perusahaan-perusahaan yang diduga memiliki hubungan dengan militer China.

Baca juga: Saham Inggris dibuka naik, terangkat pelemahan pound dongkrak ekspor
 

Penerjemah: Biqwanto Situmorang
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021