Jakarta (ANTARA News) - Argentina dengan mengejutkan untuk kedua kalinya secara beruntun bakal bertemu dengan tim "Der Panzer" Jerman di perempat final Piala Dunia, setelah Argentina mendepak Meksiko 3-1 dan Jerman mempermalukan Inggris 4-1 pada laga 16 besar Minggu malam dan Senin dinihari WIB.

Dengan kemenangan ini, berarti Argentina untuk kedua kalinya bertemu Jerman di babak perempat final setelah empat tahun lalu di Jerman 2006 saat Jerman menyingkirkan Argentina setelah menang 4-2 pada babak adu penalti.

Argentina pun pernah melumat Jerman 3-2 di final Piala Dunia 1986 tapi pada 1990 berganti Jerman yang menang dan di final Piala Dunia 1990 Jerman menang 1-0 melalui drama tembakan penalti Andreas Brehme, setelah pada perpanjangan waktu kedudukan tetap 1-1.

Argentina berada di atas angin, karena dari total 18 kali pertemuan mereka di seluruh pertandingan internasional, mereka masih unggul dengan delapan kemenangan, lima imbang dan lima kekalahan.

Pada laga Minggu malam di Afrika Selatan, Jerman memenangi duel klasik melawan Inggris dengan angka telak 4-1 dalam laga perdelapan final Piala Dunia 2010 di Stadion Free State, Bloemfontein.

Dengan hasil itu Der Panzer menembus perempat final dan juara dunia tiga kali itu bertemu dengan Argentina yang menggulung Meksiko pada pertandingan menegangkan Senin dinihari.

Di bawah pengamatan sekitar 40.500 orang di tribun stadion dan dalam cuaca cerah, Jerman memulai permainan dengan meyakinkan sedangkan Inggris terkesan bermain kurang solid.

Tim Panser membuka peluang pada menit kelima ketika playmaker Mesut Oezil lolos dan tinggal berhadapan dengan penjaga gawang David James, tetapi tendangan Oezil berhasil dijinakkan penjaga gawang Portsmouth tersebut.

Jerman mencetak gol pertama pada menit ke-20. Ketika bola mental dan menjalar liar dari tendangan penjaga gawang Manuel Neuer, si kulit bundar diperebutkan bek tengah Matthew Upson dan striker Miroslav Klose. Klose memenangi duel dan memperdaya James.

Pada menit ke-32, Thomas Mueller menusuk dari sisi kanan ke tengah, lalu melepas umpan ke arah Lukas Podolski yang berdiri bebas. Lewat tembakan kaki kiri Podolski bola menelusup di sela kaki James.

Lima menit kemudian Inggris membalas melalui umpan silang kapten Steven Gerrard dari lini kiri dan Upson menanduk bola sehingga jala gawang Neuer bergetar. Setelah itu permainan anak asuh Fabio Capello kian meningkat dan semakin tajam.

Hanya berselang satu menit tembakan Frank Lampard menghantam tiang gawang, bola lantas memantul melewati garis. Para pemain Inggris berteriak gol, tetapi wasit Jorge Larrionda (Uruguay) tidak menghiraukannya.

Insiden itu mengingatkan final Piala Dunia 1966 yang mempertemukan Inggris lawan Jerman. Ketika itu tembakan striker Inggris Geoff Hurst sebenarnya belum melewati garis gawang, namun sang wasit mengesahkannya menjadi gol.

Memasuki paruh waktu kedua, tim Tiga Singa Inggris sebetulnya lebih baik. Pada menit ke-51, tendangan bebas Frank Lampard menerpa tiang gawang.

Tapi lawan melakukan serangan balik mengejutkan pada menit ke-67, ketika Thomas Mueller membidik gol ketiga dengan memanfaatkan umpan Bastian Schweinsteiger.

Tiga menit berikutnya Mueller kembali menjebol gawang James setelah meneruskan umpan matang Oezil. Kemenangan besar ini merupakan balas dendam buat Jerman, setelah Inggris pernah menghantam mereka 5-1 dalam penyisihan Piala Dunia 2002.

Pasukan Maradona

Pasukan Maradona Argentina masih terlalu tangguh bagi Meksiko ketika juara dunia dua kali tersebut melaju ke perempat final setelah mengalahkan Meksiko 3-1 di babak 16 besar di Stadion Soccer City Johannesburg, Senin dinihari WIB.

Gol pertama Argentina yang dicetak Tevez pada menit ke-26 penuh dengan kontroversi dan hampir memancing keributan karena berbau offside dan hakim garis tampak ragu-ragu dalam memberikan keputusan.

Akhirnya setelah berkonsultasi, wasit tetap mengesahkan meski sempat diprotes balik oleh Meksiko. Selanjutnya pertandingan berlangsung dalam tempo tinggi dan berjalan panas karena kedua tim memperlihatkan permainan yang penuh ganjalan keras.

Pada menit ke-33, kesalahan yang dilakukan pemain belakang Meksiko, membuat Gonzalo Higuain berhasil merebut bola dan kemudian menaklukkan kiper Perez yang tidak bisa berbuat banyak untuk menghentikan laju bola.

Saat pemain menuju kamar ganti saat istrahat babak pertama, sempat terjadi keributan antara kedua pemain setelah Gabriel Heinze secara sengaja tersungkur karena didorong dari belakang oleh salah seorang pemain Meksiko.

Ketika pertandingan babak kedua baru berjalan enam menit, yaitu pada menit ke-51, Meksiko untuk ketiga kalinya kembali kebobolan oleh Tevez sehingga tertinggal 0-3. Tapi gol Tevez kali ini lebih sempurna dan jauh dari kontroversi.

Tevez yang menggiring bola dari luar kotak penalti langsung melepaskan tendangan keras dari luar kotak penalti, sehingga bola yang meluncur kencang ke arah sisi atas gawang gagal dihadang Perez, kiper Meksiko berkepala plontos.

Fokus yang diberikan para pemain Meksiko untuk mematikan gerakan Lionel Messi justru berakibat fatal karena Tevez dan Higuain justru bisa bergerak lebih bebas.

Tapi pada menit ke-70, Meksiko berhasil memperkecil ketinggalan menjadi 1-3 melalui gol indah Javier Hernandez yang mampu melepaskan diri dari kawalan pemain belakang Argentina dan melancarkan tendangan keras dengan kaki kiri yang menusuk ke sisi kiri gawang kiper Romero.

Argentina hampir saja memperbesar keunggulan menjadi 4-1 pada menit ke-90 ketika tendangan Messi yang berhasil melewati tiga pemain belakang, berhasil ditepis Perez.

Kenangan

Permainan lawan Jerman akan memberikan kenangan tersendiri bagi Diego Maradona, setelah dua kali semasa masih bermain dia berjumpa tim Der Panzer itu di final Piala Dunia. Kini Maradona berjumpa Jerman lagi di Piala Dunia, meski sebagai pelatih.

Di Piala Dunia 1986, Maradona jadi sosok sentral gelaran itu, ketika sebagai kapten Argentina yang membuat Inggris bertekuk lutut di perempat final. Maradona juga mengantar Argentina jadi juara usai menundukkan Jerman Barat dengan skor 3-2 di final.

Empat tahun kemudian, ban tangan kapten kembali melingkar di lengan Maradona. Dengan kondisi pergelangan kaki dibayangi cedera, Maradona yang bertubuh pendek tampil kurang berkesan, tidak lagi seperti empat tahun sebelumnya.

Kendati demikian, Argentina tetap bisa melaju ke partai puncak dan di putaran final Piala Dunia 1990, Maradona kembali berjumpa Jerman Barat dan saat itu menyerah 0-1.

Pada Piala Dunia 2010, Argentina sukses melangkah ke perempat final setelah mengandaskan dan Maradona yang kini sudah jadi pelatih akan berjumpa musuh bebuyutan Jerman

Duel Argentina lawan Jerman ini akan membuka kenangan lama Maradona tapi ia tidak mau mengomentarinya. ?Saya amat gembira menjadi bagian dari pemain dan tim. Saya bangga dapat membagikan momen bersejarah ini," ujar Maradona pada wartawan.

"Biarkan saya menikmati kemenangan pertandingan melawan Meksiko. Terserah Anda mau berpikir dan berkata apa tentang yang saya pikirkan tentang Jerman. Saya punya `cek kosong`," katanya sambil bercanda ria dalam temu pers.

Laga perempat final antara Argentina melawan Jerman akan digelar pada Sabtu (03/07/2010) malam WIB di Stadion Green Point, Cape Town. Bertemunya kedua tim ini kelihatannya menjanjikan partai seru karena penampilan mereka di Afrika Selatan amat mengesankan. Argentina masih belum terkalahkan sejak babak penyisihan grup dan timnya diisi pemain bertalenta perorangan amat hebat.

Sementara Jerman tetap mengandalkan kekuatan tim yang merupakan perpaduan tenaga muda yang "meledak-ledak".
(T.A008/A016/P003)

Pewarta: A.R. Loebis
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010