Islamabad (ANTARA) - Otoritas Pakistan yang mengawasi penanganan pandemi pada Jumat mengusulkan larangan perjalanan udara bagi siapa pun yang tidak memiliki sertifikat vaksin COVID-19 setelah 1 Agustus.

Rekomendasi dari Pusat Komando dan Operasi Nasional (NCOC) itu memerlukan persetujuan pemerintah federal untuk diberlakukan.

Usul larangan terbang itu muncul setelah pemerintah memperingatkan bahwa gelombang keempat pandemi telah dimulai dan sejumlah varian berbahaya, termasuk Delta, sudah terdeteksi.

Pedoman baru untuk mengekang penyebaran virus jelang liburan Idul Adha akhir bulan ini akan segera diumumkan, kata NCOC.

Baca juga: Pakistan akan terima 13 juta dosis vaksin Pfizer

Pelajar di atas 18 tahun akan diminta menjalani vaksinasi pada 31 Agustus. Pemesanan hotel dan perjalanan turis di dalam negeri juga akan diwajibkan menyertakan sertifikat vaksin.

"Dua minggu lalu saya mengatakan bahwa model kecerdasan buatan kami menunjukkan kemungkinan munculnya gelombang ke-4," kata Asad Umar, menteri yang bertugas mengawasi operasi anti-COVID-19, di Twitter pada Jumat.

"Sekarang ada tanda-tanda awal yang jelas bahwa gelombang ke-4 telah dimulai."

NCOC mengatakan varian Delta, Beta, dan Alpha virus COVID-19 telah terdeteksi di Pakistan sejak Mei.

Baca juga: Pakistan telah berikan 10 juta dosis vaksin COVID-19 untuk warga

Pada Kamis, Perdana Menteri Imran Khan mengatakan langkah-langkah baru akan diambil sebagai respon terhadap kemunculan varian Delta yang pertama kali muncul di negara tetangga mereka, India.

"Setelah menurun, kasus meningkat lagi dan kami khawatir kasus varian India juga dilaporkan ada di Pakistan," kata Khan dalam pidato yang disiarkan televisi.

Khan mengesampingkan penguncian nasional, tapi meminta masyarakat untuk mengikuti panduan jarak sosial, memakai masker, dan menjalani vaksinasi.

Baca juga: Kanada larang sementara penerbangan penumpang asal India, Pakistan

Pakistan mencatat 1.737 kasus baru dan 25 kematian akibat COVID-19 pada Kamis.

Sebanyak 969.476 kasus dan 22.520 kematian telah dilaporkan sejauh ini.

14,7 juta orang di negara itu telah divaksin sekali dan 3,5 juta sudah divaksin lengkap, kata NCOC.

Sumber: Reuters

Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021