Jakarta (ANTARA) - Novak Djokovic yakin dirinya adalah pemain tenis terbaik di era modern setelah mengklaim titel Wimbledon tahun ini dengan mengalahkan Matteo Berrettini pada Minggu demi menyamai rekor 20 titel Grand Slam.

Dengan menambahkan titel keenam Wimbledon ke trofi French Open kedua yang ia menangi bulan lalu serta gelar di Australia yang ia raih pada Februari, petenis berusia 34 tahun asal Serbia itu melakoni tahun sensasional dengan menempatkan dirinya di samping Roger Federer dan Rafael Nadal sebagai petenis dengan raihan titel Grand Slam terbanyak dalam sejarah.

Saat Federer mendekati ulang tahunnya yang ke-40 dan Nadal, 35, kehilangan titel di Roland Garros setelah kalah dari Djokovic tahun ini, sang petenis Serbia mantap melangkah ke depan.

Baca juga: Djokovic juarai Wimbledon 2021, catatkan gelar Grand Slam ke-20

"Saya menganggap diri saya terbaik dan saya percaya saya yang terbaik, jika tidak saya tidak akan berbicara dengan percaya diri tentang memenangi Grand Slam dan membuat sejarah," kata Djokovic, yang menaklukkan Berrettini dengan skor 6-7(4), 6-4, 6-4, 6-3 di Centre Court, seperti dikutip Reuters.

"Tetapi apakah saya yang terbaik sepanjang masa atau bukan, saya serahkan perdebatan itu ke orang lain. Saya telah mengatakan sebelumnya bahwa sangat sulit membandingkan era di tenis.

"Kami menggunakan raket, teknologi, bola, lapangan yang berbeda. Kondisi yang benar-benar berbeda yang kami mainkan, jadi sangat sulit membandingkan tenis dari 50 tahun lalu hingga sekarang."


Trio emas

Djokovic menjadi satu-satunya dari trio emas yang memenangi setiap titel Grand Slam setidaknya dua kali dan dia menjadi petenis pertama sejak Rod Laver pada 1969 yang meraih tiga titel pertama Grand Slam di tahun tersebut.

Apabila ia menjuarai US Open nanti dia akan menyamai catatan sapu bersih titel Grand Slam tunggal putra yang dipegang Laver pada 1969.

Djokovic juga memegang rekor pekan terbanyak menyandang status peringkat satu di ranking ATP yaitu 328 dan masih berlanjut setelah pada Maret melewati 310 pekan yang dicatatkan Federer.

Yang luar biasa lagi, ketika Djokovic meraih titel kedua Grand Slamnya pada 2011, Federer telah mengantongi 16 gelar dan Nadal sembilan.

Sang petenis Serbia mengatakan bahwa baru beberapa tahun belakangan ini ia berpikir bisa menantang kedua petenis top tersebut.

Baca juga: Djokovic dan Federer masuk dalam daftar petenis Olimpiade Tokyo
Baca juga: Rafael Nadal akan tampil dalam turnamen ATP Washington


"Saya mungkin mulai berpikir tentang mencoba mencapai rekor Grand Slam terbanyak yang dimenangi, pekan terbanyak sebagai peringkat satu, mungkin dua atau tiga tahun lalu," kata Djokovic.

"Sebelumnya itu terlihat sedikit di luar jangkauan. Saya selalu yakin bahwa saya bisa memainkan tenis terbaik saya di Grand Slam dan memberi saya kesempatan yang bagus untuk memenangi setiap Grand Slam di segala permukaan karena saya tahu saya bisa melakukan itu.

"Saya tahu saya memiliki permainan yang lengkap dan telah terbukti sukses di semua jenis lapangan pada masa lalu.

"Ini sangat menguntungkan bagi saya dan luar biasa itu semua datang di tahun yang sama. Itu sesuatu yang tidak saya duga, tapi saya selalu bermimpi meraih hal-hal terbesar."

Baca juga: Situasi mendukung Barty merengkuh mukjizat Wimbledon
Baca juga: Petenis Taiwan sabet gelar ganda Wimbledon untuk ketiga kalinya
Baca juga: Fakta singkat Ashleigh Barty, juara baru Wimbledon

Penerjemah: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2021