"'Public speaking' yang baik tentunya akan mengirimkan pesan yang ingin disampaikan pengirim informasi, tersampaikan secara sempurna kepada pendengar,"
Jakarta (ANTARA) - Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University membekali kemampuan "public speaking" yang diikuti diikuti mahasiswa dari berbagai daerah dan perguruan tinggi di Indonesia.

Kegiatan tersebut terwujud dalam “Fahutan Training Series” ke-4 (FTS#4) secara daring pada 5-6 Juni 2021 dengan tema “Fostering Success with Your Public Speaking and Personal Branding in the Digital Era.”

"Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan keberanian dan kepercayaan diri mahasiswa dalam berbicara di depan umum (Public Speaking) serta membangun citra diri (Personal Branding) terutama di era digital," ujar alumni Fahutan IPB University dan seorang "public speaker" Suli Hendra dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin.

Suli mengharapkan setelah mengikuti pelatihan mahasiswa tidak lagi takut berbicara di depan umum, lebih percaya diri dan mampu mengembangkan "personal branding"-nya.

Kegiatan itu juga menghadirkan narasumber dan pelatih yang telah ahli dan berpengalaman di bidang Public Speaking, di antaranya Epi Handayani, (Public Speaking Specialist), Febriya Fajri (Senior Trainer PT. ABCo Sugesti Motivatindo).

Tak kalah menarik, pada hari kedua dihadirkan motivator muda yakni Syafii Efendi (Motivator Muda dan International Public Speaker), serta Safhira Alfarisi (Mawapres Diploma Nasional tahun 2019 dan pendiri Beasiswa 10.000).
Baca juga: Fahutan IPB University dorong integrasi dalam pengelolaan kehutanan
Baca juga: Fahutan IPB diminta kembangkan "Herbal Forest"


Pelatihan tersebut terdiri atas sesi pemaparan materi dan "coaching" untuk mengintesifkan serta mempraktikkan materi yang telah diterima. Meskipun dilakukan secara virtual, namun tidak menyurutkan semangat peserta.

Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan, aktifnya sesi diskusi dan peserta berlomba-lomba mempraktikkan "public speaking."

"'Public speaking' yang baik tentunya akan mengirimkan pesan yang ingin disampaikan pengirim informasi, tersampaikan secara sempurna kepada pendengar," kata dia.

Dalam kegiatn tersebut idak sedikit pemberi informasi menyampaikan permintaan maaf di akhir penyampaian. Padahal, menurut Suli, seharusnya seorang pemberi informasi jika sudah merasa memberikan performa terbaik dan tidak terjadi kesalahan, tidak perlu melakukan hal yang demikian.

Selain itu, banyak pemberi informasi dalam memberikan sambutan, menyampaikan kata yang terhormat, yang dihormati berulang kali.

"Hal penting yang harus dimiliki seorang pemberi informasi dalam menguasai panggungnya yaitu bisa membaca kondisi panggung yang akan dihadapi, terutama audiens yang akan menerima informasi," kata Suli.

Hal ini nantinya akan membuat pemberi informasi menjadi lebih leluasa dalam menyampaikan materinya. Sebelumnya, Fahutan IPB University telah sukses menyelenggarakan dua kegiatan Fahutan Training dengan tema “Comprehensive Critical Thinking and Digital Literacy to Against Radicalism” dan “Mengenal Diri dan Mengembangkan Karakter.”
Baca juga: Guru besar IPB: Penyelesaian karhutla butuh komitmen semua pihak
Baca juga: Peneliti IPB kulik pariwisata basis budaya kawasan resort Kawah Ratu

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021