Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ellen Wijaya mengungkapkan ada perbedaan antara jadwal dan dosis vaksin pada imunisasi anak antara sebelum dan saat pandemi COVID-19.

"Ada beberapa perbedaan, di antaranya jadwalnya. Kami terus update dengan kondisi perkembangan dunia, dengan WHO. Diharapkan jadwal imunisasi 2020 akan bersifat lebih protektif untuk anak-anak," ujar dia dalam sebuah webinar kesehatan, ditulis Kamis.

Baca juga: Vaksinasi rutin melambat, penyakit anak meningkat

Setidaknya ada 14 vaksin yang dijadwalkan berbeda dari tahun 2017.

Pertama, Hepatitis B yang pada tahun 2017 diberikan dosis pertamanya 12 jam setelah lahir dan tidak diberikan di usia 18 bulan. Sejak tahun 2020, pemberiannya menjadi sebelum 24 jam dan tetap diberikan di usia 18 bulan. Bayi yang berat lahirnya kurang 2000 gram bisa menunda imunisasi hingga berumur lebih dari satu bulan. Lalu, bayi dengan ibu HBsAg positif diberikan imunisasi setelah lahir maksimal dalam 7 hari.

Kedua, vaksin Polio yang semula minimal didapatkan 1 kali IPV bersamaan dengan OPV, saat ini 2 kali IPV sebelum anak berusia 1 tahun.

Ketiga, vaksin BCG awalnya diberikan sebelum anak berusia 3 bulan atau optimalnya saat dia berusia 2 bulan, kini bisa diberikan segera setelah lahir atau sebelum berusia 1 bulan.
Catatan penting dalam imunisasi ini, apabila anak berusia 3 bulan atau lebih, maka BCG diberikan asalkan uji tuberkulin negatif.

Keempat, vaksin DTP. Pada tahun 2017, IDAI merekomendasikan booster DTP pada anak berusia 5 tahun. Pada 2020, rekomendasi booster pada saat anak berusia 5-7 tahun dan 10-18 tahun.

Kelima, vaksin Hib yang semula diberikan pada anak usia 15-18 bulan, kini saat usianya 18 bulan.

Keenam, vaksin PCV. Pada tahun 2017, apabila diberikan pada anak usia 7-12 bulan maka vaksin diberikan 2 kali dengan interval 2 bulan dan booster saat usianya lebih dari 12 bulan. Sementara saat usia anak di atas 2 tahun, PCV diberikan 1 kali.

Kini, pada anak berusia 7-12 bulan vaksin diberikan sebanyak 2 kali dengan minimal dengan jarak satu bulan (Booster diberikan setelah anak berumur 12 bulan dengan jarak minimal 2 bulan dari dosis sebelumnya).

Pada anak 1-2 tahun, pemberiannya 2 kali dengan jarak 2 bulan. Lalu pada anak berusia 2-5 tahun, PCV10 diberikan sebanyak 2 kali dengan jarak 2 bulan dan PCV13 sebanyak 1 kali.

Ketujuh, untuk vaksin Rotavirus yakni monovalen pada tahun 2017 diberikan dua kali dengan dosis pertama 6-14 minggu dan tidak diberikan lebih dari 15 minggu. Sementara untuk vaksin pentavalen diberikan 3 kali dosis dengan pertama 6-14 minggu dan tak diberikan lebih dari 15 minggu.

Pada tahun 2020, vaksin monovalen tetap diberikan 2 kali. Dosis pertama diberikan mulai usia 6 minggu dengan interval 4 minggu. Pemberian vaksin selesai saat anak berusia 24 minggu.

Sementara untuk vaksin pentavalen diberikan 3 kali. Dosis pertamanya 6- 12 minggu, lalu dosis ke-2 dan 3 intervalnya 4-10 minggu. Pemberian vaksin selesai pada umur 32 minggu.


Baca juga: Alasan vaksin COVID-19 perlu diberi jeda sebulan dengan imunisasi lain

Baca juga: Perlukah imunisasi anak ditunda di daerah PPKM Darurat?

Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021