Batam (ANTARA) - Polresta Barelang menahan lima orang tersangka pemalsu sertifikat vaksin COVID-19 di daerah setempat.

"Yang bersangkutan adalah relawan validator yang memang direkrut Dinas Kesehatan," kata Wakasat Reskrim Polresta Barelang AKP Juwita Oktaviani di Batam, Kamis.

Para relawan itu menawarkan jasa pembuatan sertifikat vaksin, tanpa harus menjalani vaksinasi COVID-19, dengan imbalan Rp250.000 hingga Rp300.000 untuk setiap orang.

Kelima orang tersangka itu memang bekerja sebagai relawan yang bertugas memasukkan data saat vaksinasi massal di GOR Temenggung Abdul Djamal dan Puskesmas Botania.

Namun, tersangka yang kebanyakan adalah mahasiswa itu menyalahgunakan tanggung jawabnya, dan menerbitkan sertifikat untuk warga yang belum menjalani vaksinasi.

Baca juga: Pasar besar untuk paspor vaksin COVID palsu picu kekhawatiran

"Karena sistemnya itu adalah 'online'. Jadi kalau NIK maupun nama sama nomor telepon masuk ke dalam aplikasi 'V-Care' itu pasti otomatis akan dapat sertifikat vaksin," ucap dia.

Hingga saat ini, kelima tersangka telah menerbitkan 50 lembar sertifikat vaksin.

Saat ditanya apakah warga yang memesan sertifikat vaksin diberi sanksi, ia mengatakan akan dikembangkan untuk mengetahui, apakah dokumen itu sudah dipergunakan atau belum.

Para tersangka dijerat pasal 263 KUHP ayat (1) jo pasal 64 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) KUHP, dengan ancaman paling lama enam tahun penjara.

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021