Jakarta (ANTARA) - Pakar hortikultura dari IPB University Endang Gunawan mengatakan menggunakan teknologi Ultra-High Density Planting (UHDP) untuk penyeragam ukuran, bentuk dan rasa dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas mangga.

"Kapasitas produksi mangga perlu ditingkatkan untuk kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Salah satu teknologi yang dapat dikembangkan dalam produksi mangga adalah Ultra-High Density Planting," kata peneliti Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PHKT) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University itu dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Pakar IPB jelaskan implementasi biosains hewan dalam ilmu pengetahuan

Endang menuturkan Ultra-High Density Planting adalah teknologi untuk meningkatkan produktivitas tanaman buah di berbagai negara, seperti India, Brasil dan Taiwan.

Teknologi UHDP mengoptimalkan semua sumber daya untuk peningkatan produksi. Teknologi UHDP menjamin keseragaman bentuk dan ukuran buah serta stabilitas rasa dan kesegaran.

"UHDP tidak lepas dari penerapan SOP dan Global-Gap, karena orientasi UHDP adalah produk yang berkualitas menuju pemenuhan pasar ekspor," ujar Endang.

Endang mengatakan ada banyak kelebihan dari UHDP, yakni efisiensi lahan, percepatan awal produksi, peningkatan produktivitas hingga 2-3 kali lipat, margin profit lebih tinggi, serta penurunan penggunaan air.

Dalam implementasi teknologi UHDP, diawali dengan tahap penentuan jarak tanam, penyiapan lubang tanam, pemilihan benih, penanaman, irigasi, kebutuhan air, dan pemangkasan.

"Pemangkasan dalam UHDP dimulai sejak penanaman," tutur Endang.

Baca juga: Dewan Guru Besar IPB bahas strategi pengelolaan beras nasional

Baca juga: Praktisi IPB: Teknologi digunakan untuk memanusiakan manusia


Setelah benih ditanam, titik pucuk dipotong dengan kondisi tinggi tanaman 45-60 sentimeter. Tunas yang akan dijadikan cabang primer dipotong hingga cabang primer, sekunder, tersier. Pembentukan pola tajuk tersebut memerlukan waktu 10-16 bulan.

"UHDP masih menjadi tantangan untuk petani dalam hal pengetahuan ekofisiologi dan fenofisiologi serta high-tech inputs. Kuncinya adalah manajemen tajuk pohon, aplikasi drip irigasi, aplikasi pemupukan via fertigasi, aplikasi zat pengatur tumbuh, integrasi pengelolaan hara dan aplikasi zat pengatur tumbuh," ujar Penanggung Jawab Kebun dan Laboratorium PKHT IPB University itu.

Selain mangga, UHDP dapat diterapkan untuk produksi buah-buahan lainnya, seperti jambu kristal, kelengkeng, jeruk, dan anggur. Endang pernah menerapkan teknologi tersebut pada produksi buah anggur.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021