Jakarta (ANTARA) - Pandemi COVID-19 telah melanda Indonesia dan seluruh dunia selama lebih dari 1 tahun lamanya. Upaya pencegahan dan pengobatan COVID-19 telah banyak dilaporkan dan terus berkembang seiring bertambahnya gejala dan varian virus tersebut.

Sesuai rekomendasi Centers for Disease Control and Prevention (CDC), masker ganda (double mask) wajib digunakan saat beraktivitas di luar rumah dan ketika ada potensi melakukan kontak dengan penderita COVID-19 yang seringkali tak bergejala. Selain itu semua orang juga wajib melaksanakan protokol kesehatan sesuai anjuran Kementerian Kesehatan.

Sebagai bagian dari masyarakat, kita tentunya harus ikut bertanggung jawab penuh atas keselamatan diri sendiri dan penduduk Indonesia bahkan dunia.

Baca juga: Beri anak "gadget", terapkan aturan 20:20 untuk kesehatan mata

Terkait dengan gejala awal, ada sejumlah keluhan yang memang identik dengan COVID-19 seperti demam, batuk, radang tenggorokan, rasa mual, hingga sesak napas. Namun ada satu keluhan pada mata diremehkan dan tidak dianggap sebagai gejala awal COVID-19. Lantas keluhan seperti apa yang harus kita waspadai sebagai gejala awal COVID-19 dan apakah gejala pada mata terkait COVID-19 berbeda pada kelompok usia anak-anak, dewasa, maupun lansia?

Dokter spesialis mata dari Universitas Airlangga dr Sekar Ayu Sitoresmi, Sp.M, M.Ked.Klin melalui keterangannya memaparkan sejumlah kondisi terkait keluhan pada mata yang rupanya menjadi salah satu gejala awal kasus COVID-19 ini.

Para ahli sudah sejak lama memaparkan bahwa gejala COVID-19 sangatlah bervariasi, namun yang tersering adalah gangguan saluran pernafasan sehingga sebagian besar pasien dengan gejala berat mengalami sesak nafas, dan meninggal karena gagal nafas. Meskipun transmisi virus SARS-CoV-2 melalui mata sangat rendah, namun penelitian yang dilakukan Muyldermans, et al. menyebutkan bahwa pada 26,9 persen sampel air mata pasien COVID-19 tanpa manifestasi pada mata ditemukan RNA virus SARS-CoV-2.

Sementara pada penelitian lain yang dilakukan oleh Wong, et al., ditemukan virus SARS-CoV-2 pada sepertiga swab konjungtiva pasien COVID-19 dengan manifestasi mata.

Baca juga: Tips aman pakai gawai di masa adaptasi kebiasaan baru menurut pakar

"Kesimpulannya, meskipun tidak didapatkan gejala pada mata terkait COVID-19, mata tetap berpotensi menjadi pintu masuk penularan virus SARS-CoV-2," ujar Sekar Ayu.

Hal ini disebabkan karena kornea dan konjungtiva pada mata memiliki reseptor Angiotensin Converting Enzyme-2 (ACE-2) yang merupakan target dari virus SARS-CoV-2, tambah Ayu.

Ayu mengungkapkan bahwa sejumlah penyakit mata yang dapat dijumpai pada penderita COVID-19 dari yang paling sering sampai paling jarang dijumpai antara lain; konjungtivitis, keratitis, Bull’s eye maculopathy, dan drug induced uveitis.

"Manifestasi COVID-19 pada mata yang tersering adalah konjungtivitis, atau radang selaput lendir mata, yang tidak jarang disertai pula dengan radang selaput bening mata (keratitis). Seperti yang telah disebutkan, hal ini disebabkan karena kornea dan konjungtiva memiliki reseptor ACE-2 yang merupakan target dari virus SARS-CoV-2," jelas Ayu.

Adapun gejala-gejala yang harus kita waspadai terkait konjungtivitis, keratitis, maupun keratokonjungtivitis adalah mata merah, bengkak pada selaput lendir maupun kelopak mata, silau dan sulit membuka kelopak mata, mata terus mengeluarkan air mata atau kotoran mata.

Gejala ini dapat muncul mendahului atau beberapa hari setelah mengalami gejala-gejala COVID-19 lainnya, seperti hilangnya penciuman, batuk, pilek, sesak, diare, dan lain sebagainya. Gejala pada mata dapat timbul pada seluruh kelompok usia mulai anak-anak sampai lansia, pada penderita baru maupun yang telah beberapa hari mengalami gejala COVID-19 lainnya, juga pada penderita long COVID-19 yang masih dapat mengalami gejala-gejala tersebut sampai lebih dari 2 minggu.

Jadi, apa yang bisa kita lakukan bila mengalami keluhan pada mata saat isolasi mandiri?


Baca juga: Sakit mata jadi gejala baru COVID-19

Baca juga: RS Covid Wisma Atlet lakukan riset deteksi dini COVID-19 lewat mata

Baca juga: Perlukah kacamata untuk lindungi diri dari COVID-19?

Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021