Jakarta (ANTARA) - Tim Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) berhasil mengukir sejarah dengan merebut medali emas dalam kompetisi sains Malaysia Conference of Young Scientists (MYCYS) 2021 yang digelar untuk keenam kalinya, dan berlangsung secara daring pada 15 Juni hingga 5 Juli, atas kerja sama Faculty of Agriculture, University Putra Malaysia (UPM) dan Alam Shar Science School, Kuala Lumpur.

SIKK mengirimkan satu tim matematika jenjang Sekolah Menengah Pertama dalam MYCYS 2021, dengan anggota Ahmad Ryzki Samsudin, Robert Ananias Ikeng, Giran Nabila Srikaton, serta Michellyta Andrianus sebagai anggota cadangan.

Baca juga: Kemendikbud jaring bibit unggul bidang sains melalui KSN

Baca juga: SIKL juara umum kompetisi sains


Tim SIKK mengajukan Math Magic Board untuk dilombakan. Math Magic Board diadopsi dari buku Math and Magic karya Arthur T. Benjamin, di mana deretan angka disusun secara berlapis, serta penjumlahan arah mendatar dan vertikal masing-masing baris dan kolom adalah 18.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Atdikbud RI) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur, Mokhammad Farid Maruf, menyampaikan apresiasi atas prestasi para siswa SIKK meraih Emas di Malaysia Conference of Young Scientists 2021.

“Siswa dan siswi SIKK sudah terbiasa bekerja keras setiap hari dalam lingkungan yang sangat kondusif di sekolah. SIKK aktif mengikuti ajang-ajang nasional dan internasional baik di bidang akademik, seni dan budaya. Upaya ini telah menjadikan SIKK semakin dikenal di Malaysia, sekaligus membawa nama baik Indonesia di luar negeri,” tutur Farid dikutip dari siaran resmi, Jumat.

Guru Matematika selaku pembimbing tim, Nayudin Hanif, mengatakan para siswa berlatih secara bertahap. “Dimulai dari pemahaman konsep matematika, pengembangan alat, eksperimen, sampai dengan latihan presentasi dengan Bahasa Inggris,” ucap Nayudin.

Disampaikan Nayudin, terdapat tantangan bagi tim. “Di saat-saat terakhir pengambilan video untuk dikirim, salah satu anggota, Giran, tidak bisa bergabung karena tempat tinggalnya berada di wilayah yang terkena kebijakan full lockdown sehingga Michellyta sebagai anggota cadangan harus menggantikannya. Namun, tim berhasil meraih emas,” tutur Nayudin.

Sementara itu, Kepala SIKK, Dadang Hermawan, mengungkapkan kebanggaannya atas prestasi ini. “Keberhasilan ini berkat kerja sama seluruh elemen SIKK. Terdapat guru pembimbing tim kreatif video, Susmin Ito dan guru pembimbing presentasi, Arsyad, yang membimbing presentasi dalam Bahasa Inggris,” ucap Dadang yang juga berencana menyiapkan tim lebih banyak baik dari jenjang SD, SMP, dan SMA untuk bisa berpartisipasi dalam ajang sejenis tahun depan.

Salah satu siswa anggota tim, Robert, mengucapkan terima kasih pada guru-guru yang telah membimbing. “Saya mengalami kesulitan mengungkapkan teks bahkan saat pengambilan video, selalu ada salah kata. Namun, justru dari kesalahan itu, kami bangkit sehingga mendapatkan hasil setimpal dengan kerja keras kami. Saya bahagia dan bersyukur kepada Yang Maha Esa, karena berkat Bapak Ibu, kami bisa menang dan merasakan kebahagiaan ini,” ungkap Robert.

Sementara itu, Michellyta sebagai anggota cadangan yang menggantikan Giran di detik-detik terakhir, juga mengucapkan terima kasih kepada para guru atas didikan hingga dirinya bisa meraih emas. “Semoga ke depannya para peserta bisa menjadi lebih baik lagi. Kegagalan juga bukan berarti kamu tidak sukses. Terus melangkah menuju kesuksesan, tidak apa gagal hari ini, tapi pastikan besok kamulah yang menjadi bintangnya,” pesan Michellyta.

Pada kesempatan ini juga Atdikbud Farid menyampaikan dukungannya kepada SIKK dan mendorong untuk terus berprestasi sekolah Indonesia yang ada di Malaysia. “KBRI Kuala Lumpur selalu mendukung dan memfasilitasi sekolah Indonesia di Malaysia untuk semakin berprestasi dan terus berprestasi,” pungkas Atdikbud Farid.

Baca juga: Seleksi KSN tingkat kabupaten/kota jenjang SMA/MA dimulai

Baca juga: Madrasah di Sulsel raih medali emas di kompetisi sains nasional

Baca juga: 12 ribu lebih mahasiswa ikuti Kompetisi Sobat Bumi 2020

 

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021