Jakarta (ANTARA) - Raphael Varane dianggap sebagai salah satu bek tengah terbaik di dunia saat ini.

Lens menjadi klub profesional pertamanya. Tetapi tak lama, karena pada musim panas 2011 dia bergabung dengan Real Madrid.

Bersama Los Blancos, Varane sudah memenangkan 18 trofi, termasuk tiga gelar juara La Liga, empat gelar juara Liga Champions, sekali Copa del Rey dan empat kali trofi Piala Dunia Klub.

Dalam usia 24 tahun, dia sudah merebut tiga trofi juara Liga Champions sehingga menjadi bek termuda yang melakukan hal itu dan menyisihkan catatan Paolo Maldini yang melakukan pencapaian itu dalam usia 26 tahun.

Varane juga turut membawa Prancis menjuarai Piala Dunia 2018 di Rusia, sekalipun gagal menjuarai Euro 2020 yang baru lewat lalu.

Varane menyisakan satu tahun lagi dalam kontraknya di Real Madrid, namun belakangan dia menunjukkan sikap yang tidak ingin berlama-lama lagi di Madrid.

Media massa Spanyol menyebut mencari tantangan baru, khususnya di Liga Inggris dan lebih khusus lagi Manchester United (MU), adalah alasan terbesar Varane ingin meninggalkan Madrid yang dalam tiga tahun terakhir ini ditinggalkan dua megabintangnya; pertama Cristiano Ronaldo pada 2018, dan kemudian Sergio Ramos, bulan ini.

Baca juga: Raphael Varane kirim pesan kepada MU, siap pindah ke Old Trafford
Baca juga: MU sedikit lagi capai kesepakatan pribadi dengan Raphael Varane


Namun mungkin juga Varane menjadi kian tidak bersemangat lagi di Madrid setelah Zinedine Zidane yang merupakan orang di balik kepindahannya ke Real dari Lens sepuluh tahun lalu, sudah tidak lagi melatih Madrid. Zidane adalah orang pertama yang menghubungi Varane untuk menanyakan minatnya bergabung dengan Madrid pada 2011.

Varane terang benderang menyebut Manchester United sebagai pelabuhan dia berikutnya. Dan berbagai media menyebutkan Madrid sudah meluluskan keinginan Varane meninggalkan klub itu. Kini, yang dilakukan Madrid adalah menunggu datangnya tawaran resmi dari Manchester United.

Madrid sendiri dikabarkan menyerah setelah tawaran perpanjangan kontraknya yang sudah diajukan sebelum kickoff Piala Eropa 2020 tidak ditanggapi oleh pihak Varane.

Pemain ini menunda menjawab tawaran pembaruan kontrak itu karena ingin berkonsentrasi membela Prancis dalam Euro 2020, selain ingin diberi waktu untuk berpikir.

Tetapi sampai Les Bleus tersisih pada 16 besar Euro 2020 dua pekan lalu, Madrid belum juga memperoleh jawaban dari Varane.

Akhirnya, keputusan melepas Varane pun dibuat oleh Madrid, dari pada menjual pemain ini tahun depan ketika saat itu Varane berstatus bebas transfer sehingga Real tak akan mendapatkan apa-apa.

United sendiri masih hati-hati, apalagi Real tak akan mau asal melepas Varane.

Bukan saja soal harga transfer yang kemungkinan akan alot untuk disepakati dan bisa menjadi pengganjal keinginan Setan Merah dalam mendatangkan bek tengah Prancis itu, tetapi juga pelatih baru Real Madrid Carlo Ancelotti tentu berpikir dua kali untuk mau begitu saja melepas dua palang pintunya sekaligus setelah Sergio Ramos lebih dulu pindah ke Paris Saint Germain (PSG).

Baca juga: Madrid menyerah bolehkan Varane pergi, tunggu tawaran MU
Baca juga: Sergio Ramos sepakati kontrak dua tahun dengan PSG



Membuat MU lebih menyerang

Sekalipun hati-hati, Manchester United jelas menyambut hangat prospek kepindahan Varane ke Old Trafford. Bahkan bukan kebetulan jika manajer Ole Gunnar Solksjaer sudah ancang-ancang mengubah formasi bermain pasukannya menjadi lebih menyerang dalam pola 4-3-3.

Ekspektasi hadirnya Varane yang nantinya akan diduetkan dengan Harry Maguire yang tampil cemerlang selama Euro 2020, membuat Solksjaer berpikiran untuk mengubah timnya menjadi lebih menekan lawan mana pun, dan tak lagi tersudut manakala melawan tim yang lebih agresif.

Lagi pula, jika melihat sukses sebagian besar tim juara liga Eropa, baik itu di Inggris maupun di luar Inggris termasuk tim-tim empat liga utama Eropa lainnya, kehadiran dua palang pintu yang tangguh adalah jaminan dominasi liga. Manchester City bersama duet John Stones dan Ruben Dias adalah contoh terdekat dan termutakhir.

Baca juga: Duo bek Manchester City jadi pembeda saat kalahkan West Ham
Baca juga: Maguire 'star of the match', Ballack sebut Jerman tak berdaya


Masa keemasan Manchester United sendiri ditopang oleh duo bek tengah terkenal solid sekali, Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic. Duo inilah yang membuat pemain lini kedua dan ketiga anteng beroperasi di daerah lawan, tanpa terlalu sering membantu pertahanan seperti sering dilakukan Setan Merah beberapa musim terakhir, termasuk musim lalu.

Dan pola bermain seperti itu sering membuat United kehilangan poin dan sering gagal memanfaatkan momentum sehingga gagal pula memacu diri untuk memimpin perburuan juara liga.

Masuknya Jadon Sancho membuat orientasi menyerang itu semakin kental, dan pasti membahagiakan satu-satunya striker murni yang dimiliki Manchester United saat ini, Edinson Cavani.

Dengan 20 assist dalam semua kompetisi bersama Borussia Dortmund sepanjang musim lalu, Sancho adalah impian semua striker di mana pun, termasuk Cavani. Pergerakannya, kecepatan berlarinya dan kecerdasannya dalam membaca permainan, akan memudahkan tugas Cavani dalam menjebol gawang lawan.

Namun, tanpa palang pintu yang solid dan jago dalam menutup pertahanan sehingga para gelandang dan pemain depan nyaman memainkan bola dan anteng menusuk lawan, pemain-pemain seofensif Sancho sekalipun tidak akan 100 persen fokus menyerang karena setiap waktu terpaksa turun membantu pertahanan, terutama ketika United menghadapi tim-tim berorientasi menyerang dan selalu ingin mendominasi penguasaan bola seperti Manchester City dan Liverpool.

Baca juga: Alasan MU ngotot merekrut Jadon Sancho
Baca juga: Cavani perpanjang kontrak dengan Manchester United hingga 2022


Jika Solksjaer mengubah strategi bermainnya dari semula dalam formasi 4-2-3-1 yang kerap dipasang musim lalu menjadi 4-3-3, maka United bakal hanya memerlukan seorang gelandang bertahan. Ini artinya, Scott McTominay dan Fred tidak akan dimainkan berbarengan sebagai poros ganda.

Seorang gelandang bertahan ini akan didampingi oleh dua gelandang berorientasi menyerang yang sudah pasti salah satunya adalah Bruno Fernandes. Satu lainnya akan bergantian diisi oleh Paul Pogba dan Donny van de Beek.

Pogba dan van de Beek diisukan bakal meninggalkan Old Trafford musim panas tahun ini, tetapi Setan Merah, menurut ESPN, yakin kedua gelandang ini tetap bersama mereka, paling tidak selama musim yang baru nanti.

Van de Beek mungkin ya begitu. Tetapi Pogba saat ini tengah diincar oleh Paris Saint Germain yang mengantisipasi kemungkinan Kylian Mbappe hengkang dari PSG.

Pogba sepertinya sudah melupakan Real Madrid karena Zidane yang sangat menginginkan dia, sudah tak lagi menukangi El Real.

Tetapi, kehadiran Varane bisa membuat Pogba tak ingin meninggalkan Old Trafford. Keduanya tumbuh bersama dan menjalin persahabatan yang jika bisa dipersatukan di MU bakal membuat suasana dalam tim Setan Merah menjadi hangat dan lebih kompak lagi.

Dan tidak hanya berhenti pada Varane, niat Solskjaer membangun tim lebih menyerang dan sekaligus solid dalam bertahan, juga ditunjukkan dengan keinginan mendatangkan bek kanan Aletico Madrid dan timnas Inggris, Kieran Trippier.

Untuk yang terakhir itu, MU bakal lebih kesulitan karena harga 40 juta euro yang dipasang Atletico untuk pemain itu akan sulit ditawar Setan Merah, dengan format apa pun.

Tetapi masa transfer masih panjang, sampai 31 Agustus. Situasi transfer masih sangat bisa berubah.

Baca juga: Pogba mengaku belum ditawari kontrak baru oleh MU
Baca juga: Frank de Boer klaim Donny van de Beek "tidak bahagia" di Man United
Baca juga: AS Roma dikabarkan siap datangkan Alex Telles dari Manchester United
Baca juga: Manchester United resmi rekrut kembali Tom Heaton


 

Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2021