Bogor (ANTARA News) - Longsor di Jalan Kebon Manggis RT 03 RW 04 Kelurahan Paledang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat, selain menyebabkan jalan warga terputus juga menyebabkan pipa distribusi PDAM patah.

Peristiwa terjadi Jumat sore akibat hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir mengguyur sebagian wilayah Kota Bogor sejak pukul 13:00 WIB.

Dijelaskan Novian Adrian ketua RW 04, pipa induk saluran air PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor berada dalam tanah dibawah jalan yang amblas tersebut.

Akibat patahnya pipa baja berdiameter enam inci tersebut, aliran air di empat daerah terputus sementara, sampai pipa diperbaiki.

"Pipa patah, karena tekanan tanah yang longsor sehingga air keluar dari pipa cukup banyak," katanya saat ditemui di lokasi bencana

Air yang keluar dari pipa menyebabkan longsor tanah makin menjadi. Warga dan petugas PDAM mengambil alternatif menghentikan sementara waktu penyaluran air, sampai pipa selesai di perbaiki.

"Air terpaksa kita putuskan sementara penyalurannya, jika air dibiarkan keluar, longsor tanah akan semakin menjadi," kata Syaiful petugas call center PDAM Tirta Pakuan.

Syaiful menyebutkan empat petugas teknisi telah dikerahkan memperbaiki pipa yang sudah ada sejak 1973 tersebut.

Ia mengatakan, pipa utama tersebut menyalurkan air untuk tiga wilayah di empat RW yakni Kebon Manggis RW 04, Lebak Sari ada tiga RW yakni 3, 10 dan 9 dan Kampung Mantarena.

"Ada sekitar 500 kepala keluarga yang dialiri air PDAM ini," katanya.

Syaiful mengatakan perbaikan tidak akan lama, karena petugas langsung datang kelokasi untuk memperbaiki pipa yang sudah berusia cukup lama tersebut.

Sementara itu, Novian ketua RW setempat saat dihubungi pukul 21:50 WIB menyebutkan perbaikan pipa PDAM telah selesai dan air sudah kembali mengalir ke rumah warga.

"Air sudah kembali mengalir, perbaikan selesai setelah pukul 18:30 WIB. Sekarang warga sudah bisa menggunakan air," katanya.

Sedangkan, jalan yang terputus akibat longsor masih belum bisa diperbaiki malam ini karena kondisi yang tidak memungkinkan, sejumlah warga terpaksa menggunakan jalur lain untuk bisa pulang ke rumahnya.

(KR-LR/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010