Semarang (ANTARA News) - Kekalahan timnas Indonesia dari timnas Uruguay (1-7) pada pertandingan uji coba di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta, Jumat (8/10), dinilai beberapa pengamat merupakan sesuatu yang wajar karena memang kelasnya berbeda.

Hal tersebut dikatakan Mantan Manajer Tim PSIS, Setyo Agung Nugroho dan Sekum Pengprov PSSI Jawa Tengah, Johar Lin Eng, yang dihubungi secara terpisah di Semarang, Sabtu.

Setyo Agung Nugroho mengatakan, dari sisi fisik dan permainan memang Bambang Pamungkas dan kawan-kawan memamn kalah dibandingan pemain timnas Uruguay. "Kita memang bukan lawannya mereka," katanya menegaskan.

Apalagi pemain-pemain timnas Indonesia, kata dia, hanya itu-itu saja. "Sejak dulu saya lihat materi pemain timnas Indonesia hanya itu-itu saja, padahal pertandingan sebesar ini merupakan momen yang tepat untuk menampilkan pemain-pemain muda yang lebih segar," katanya.

Menurut dia, regenerasi pemain timnas Indonesia sangat terlambat sehingga dirinya menilai wajar jika ada teriakan dari suporter agar Nurdin Halid (Ketua Umum PSSI) mundur dari jabatannya.

Ia mengatakan, ini mungkin akumulasi dari kekecewaan masyarakat sepak bola terhadap prestasi yang dicapai Indonesia akhir-akhir ini karena dalam beberapa periode kepemimpinanya tidak ada prestasi yang dicapai timnas.

Di samping itu, kata dia, sebenarnya harus dipertanyakan tujuan dari uji coba melawan timnas Uruguay tersebut. "Kita harus tanyakan hal itu, apakah hanya sekedar mengundang tim berkualitas atau untuk mengukur kekuatan kita sebelum tampil pada Piala Asia," katanya.

Ia menjelaskan, kalau untuk mengukur kekuatan timnas sebenarnya mendatangkan tim Uruguay tidak tepat, sebaiknya mendatangkan tim yang memiliki kekuatan sepadan dengan Indonesia seperti Thailand atau tim lainnya.

"Kalau kita bisa menahan imbang Thailand atau tim yang lainnya, sudah jadi ukuran kekuatan kita bahwa timnas siap berlaga di Piala Asia. Tetapi kalau tujuannya hanya mendatangkan tim berkualitas, memang tidak masalah meskipun kita kalah dengan angka yang telak," katanya menegaskan.

Sementara itu Johar Lin Eng mengatakan, kekalahan itu sangat wajar karena timnas Indonesia berbeda kastanya dengan Uruguay.

"Kalau bisa diibaratkan, Uruguay itu mereka yang kuliah di Perguruan Tinggi sedangkan Indonesia adalah siswa yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Sebenarnya kalau mau Uruguay menang lebih dari itu, tentu saja bisa," katanya menegaskan.

Ketika ditanya Indonesia pernah mengalahkan Uruguay 2-1 pada era Ronny Pasla (1974), dia mengatakan, itu memang tidak bisa dijadikan tolok ukur karena sepak bola tidak melihat faktor sejarah.

"Pada saat itu mungkin kondisinya berbeda dengan yang sekarang ini, jadi tidak bisa dijadikan patokan kalau dulu kita menang lantas sekarang harus menang atau kalau tidak seri," katanya.

Soal teriakan suporter agar Nurdin Halid mundur dari jabatannya, dia mengatakan, apakah teriakan itu akan diucapkan jika timnas Indonesia bisa menahan imbang Uruguay.

"Kita harus melihat dari sisi positifnya, pengurus harus pontang-panting mencari dana untuk membiayai timnas. Saya kira sepak bla bukan hanya kita turun di lapangan membawa bendera Indonesia tetapi bagaimana perjuangan pengurus untuk mencari dana bagi timnas," katanya.(*)
(T.H015/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010