Jakarta (ANTARA) - Legenda bulu tangkis Indonesia Liliyana Natsir mengatakan salah satu faktor penting bagi atlet yang akan berlaga dalam ajang Olimpiade Tokyo adalah mental. 

Menurut dia, Olimpiade memiliki gengsi yang lebih tinggi dibandingkan dengan ajang besar lainnya, sehingga atlet harus benar-benar mempersiapkan diri dengan matang agar dapat meraih hasil maksimal. 

"Mulai dari suasana dan semuanya itu berbeda dengan biasanya. Mental jadi sangat penting karena di Olimpiade tekanannya sangat tinggi," kata Butet, sapaan akrab Liliyana Natsir, dalam acara peluncuran logo terbaru Tim Indonesia yang digelar secara virtual, Senin. 

Lebih lanjut, ia mengungkapkan status unggulan dan non unggulan juga bukan jaminan. Dalam Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, sambung dia, justru banyak atlet yang berstatus unggulan tumbang.

"Sebaliknya, mereka yang tidak diunggulkan malah menjadi juara," ujar Liliyana.

Baca juga: Butet banting setir jadi presenter rubrik bincang PB Djarum 

Dalam kesempatan tersebut, ia berpesan kepada seluruh atlet agar memaksimalkan setiap kesempatan yang ada, dan berharap tradisi medali emas dapat terus terjaga.

"Bukan hanya dari bulu tangkis, tetapi semua cabang olahraga. Olimpiade adalah tujuan bagi atlet. Kesempatan belum tentu datang lagi. Jadi harus benar-benar siap, dan semoga meraih hasil terbaik," tutur Butet. 

Liliyana merupakan atlet bulu tangkis ganda campuran Indonesia yang pernah tampil di pentas Olimpiade dengan raihan satu medali emas dan satu medali perak.

Ia meraih medali perak saat debut di Olimpiade Beijing 2008. Kala itu, ia berpasangan dengan Nova Widianto, dan pada laga final kalah dari wakil Korea Selatan Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung dengan skor 11-21, 17-21. 

Kekalahan tersebut amat mengejutkan karena saat itu Liliyana/Nova berstatus sebagai unggulan pertama. Sementara lawannya merupakan pasangan nonunggulan. 

Baca juga: Liliyana Natsir pebulu tangkis terbaik dalam satu dekade versi BWF 

Setelah itu, Liliyana tampil kembali pada Olimpiade London 2012. Namun kali itu ia berpasangan dengan Tontowi Ahmad. Akan tetapi, Liliyana masih belum beruntung. Ia gagal meraih medali usai kalah pada perebutan perunggu dari wakil Denmark J Fischer Nielsen/Christinna Pedersen dengan skor 12-21, 12-21. 

Perjuangan Liliyana Natsir akhirnya membuahkan hasil pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Bersama Tontowi Ahmad, pasangan itu sukses meraih medali emas usai mengalahkan ganda campuran Malaysia Chan Peng Soon/Goh Liu Ying dengan skor 21-14, 21-12. 

Baca juga: Hendra/Ahsan merasa lebih rileks jelang Olimpiade Tokyo 
Baca juga: Rionny ungkap kondisi timnas bulu tangkis seminggu di Kumamoto 
Baca juga: Eng Hian minta Greysia/Apriyani tidak lengah di fase A grup 

 

Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021