New York (ANTARA) - Saham-sahan di Wall Street turun tajam pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), setelah lonjakan infeksi varian Delta memicu aksi jual yang meluas karena investor khawatir penguncian baru akibat COVID-19 dan pemulihan ekonomi akan berlarut-larut.

Ketiga indeks saham utama AS mengakhiri sesi dengan penurunan tajam, dengan S&P dan Nasdaq mengalami penurunan persentase satu hari terbesar sejak pertengahan Mei, serta Dow mengalami hari terburuk dalam hampir sembilan bulan.

Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 725,81 poin atau 2,09 persen, menjadi menetap di 33.962,04 poin, setelah merosot lebih dari 900 poin pada posisi terendah sesinya. Indeks S&P 500 berkurang 68,67 poin atau 1,59 persen, menjadi 4.258,49 poin. Indeks Komposit Nasdaq turun 152,25 poin atau 1,06 persen, menjadi berakhir di 14.274,98 poin.

Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor energi tergelincir 3,59 persen, memimpin kerugian dan merupakan hari terburuknya sejak Maret.

Sentimen penghindaran risiko (risk-off) juga membuat imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun merosot, menarik harga saham bank yang sensitif terhadap suku bunga. Indeks S&P 500 Banks tergerus 3,3 persen.

"Sebagian besar terkait dengan (varian) Delta ," kata Paul Nolte, manajer portofolio di Kingsview Asset Management di Chicago. “Ada beberapa kekhawatiran juga bahwa mungkin ekonomi tidak akan dibuka secepat yang dipikirkan semua orang, dan booming besar yang diperkirakan semua orang akan lebih merupakan letupan daripada booming.”

Varian Delta COVID-19 yang sangat menular, sekarang jenis dominan di seluruh dunia, telah menyebabkan lonjakan infeksi dan kematian baru, hampir secara eksklusif di antara orang yang tidak divaksinasi.

“Ketersediaan vaksin secara global telah menjadi masalah sejak hari pertama.” kata Nolte. “Itu sudah lama di luar sana. Ini adalah iterasi terbaru dari itu. Perjalanan kita masih panjang.”

Saham-saham perjalanan dan liburan jatuh, dengan indeks S&P 1500 maskapai penerbangane anjlok 3,8 persen dan indeks S&P 1500 hotel dan restoran turun 2,7 persen.

Indeks Volatilitas CBOE, ukuran kecemasan investor, naik 4,1 poin menjadi 22,50, level penutupan tertinggi dalam dua bulan.

Musim laporan laba kuartal kedua sedang berlangsung, dengan 41 perusahaan di S&P 500 telah melaporkan. Dari jumlah tersebut, 90 persen telah mengalahkan perkiraan konsensus, menurut Refinitiv.

Di antara nama-nama terkenal, Netflix, Twitter, Johnson & Johnson, United Airlines dan Intel, bersama dengan sejumlah industri dari Honeywell hingga Harley-Davidson akan mengumumkan hasil keuangannya minggu ini.

Analis sekarang memperkirakan pertumbuhan laba S&P 500 tahun-ke-tahun sebesar 72 persen untuk periode April hingga Juni, jauh lebih tinggi dari perkiraan pertumbuhan tahunan 54 persen pada awal kuartal, menurut Refinitiv.

International Business Machines Corp mengalahkan perkiraan pendapatan kuartalan berdasarkan kekuatan segmen komputasi awannya. Sahamnya terangkat lebih dari 3,0 persen dalam perdagangan setelah jam kerja.

Zoom Video Communications Inc mengumumkan kesepakatan semua saham senilai 14,7 miliar dolar AS untuk membeli operator pusat panggilan berbasis cloud Five9 Inc. Saham penyedia layanan telekonferensi itu jatuh 2,1 persen, sementara Five9 melonjak 5,9 persen.
 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021