Karangasem (ANTARA) - Melalui program Tentara Manunggal Membangun Desa atau TMMD ke-111 oleh Kodim 1623/Karangasem Tahun Anggaran 2021 di Desa Adat Bukit Galah, Banjar Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, Bali, akhirnya tuntas terlaksana.

Dalam kegiatan yang ditutup pada Hari Rabu (14/7/2021) di Wantilan Nawa Satya, Kantor Bupati Karangasem, Jalan Ngurah Rai, Kota Amlapura itu, Danrem 163/Wira Satya menegaskan terkait seluruh sasaran TMMD Ke 111 Kodim 1623/Karangasem Tahun Anggaran 2021, baik sasaran fisik maupun non fisik, sudah dilaksanakan dengan aman, lancar dan target tercapai.

Dengan harapan kepada masyarakat agar apa yang sudah dihasilkan dalam program TMMD kali ini hendaknya dipelihara dan dijaga sehingga pemanfaatannya menjadi optimal.

"Jembatan sepanjang 15 meter dengan lebar 5 meter saat ini berdiri kokoh ditambah ada pembukaan lahan pertanian seluas 1,4 hektare serta pembuatan bak penampungan air bersih menjadi wujud nyata keberhasilan TMMD ini," jelas Danrem sambil berpesan untuk memelihara infrastruktur yang sudah dibangun ini.

Ia mengatakan memang kalau dilihat saat ini di lapangan, terlihat wujud yang berbeda dari kondisi awal jembatan dengan apa yang dibangun saat ini melalui program TMMD.

Harapan baru bagi masyarakat setempat sebagai akses perekonomian, sebagai akses pendidikan, yang berperan penting dalam setiap keseharian mereka.

Kapenrem 163/Wira Satya Mayor Arm Ida Bagus Putu Diana Sukertia, juga menuturkan bahwa kondisi awal jembatan penghubung antara dua wilayah yaitu Bukit Galah di Kecamatan Selat dengan Yeh Kori di Kecamatan Bebandem itu hanya jembatan darurat dari batang kayu dengan landasan papan dengan kelebaran hanya 2 meter dengan panjang 10 meter hanya bisa dilintasi pejalan kaki serta sepeda motor.

Parahnya lagi, jika terjadi banjir besar di aliran Sungai Sabuh, maka dapat dipastikan jembatan darurat tersebut akan tergerus arus banjir dan tidak berbekas lagi. Akhirnya, jalan penghubung dua wilayah desa tersebut putus.

Kondisi ini juga dibenarkan oleh warga setempat, Mangku Sudarma. Ia menjelaskan saat terjadi erupsi Gunung Agung pada 2017, lahar yang ada disepanjang aliran sungai tergerus air hujan dari hulu menuju hilir dan diantaranya menggerus jembatan penyeberangan dua desa tersebut.

Setelah itu, warga masyarakat Bukit Galah dan Yeh Kori pun bergotong royong membangun jembatan serupa dengan bahan yang sama karena menjadi akses tunggal menuju wilayah sebelah untuk kegiatan perekonomian, pasar, sekolah dan lainnya.

Berpijak dari kondisi tersebut selanjutnya pihak Desa Adat Bukit Galah dan Desa Sebudi melalui Kepala Desa I Nyoman Tinggal mengajukan program pembangunan jembatan dari Tahun 2018 untuk dibahas oleh Pemerintah Kabupaten Karangasem. Akhirnya disetujui dan terealisasi melalui program TMMD Ke-111 Kodim 1623/Karangasem Tahun Anggaran 2021.

Baca juga: TNI Masuk Desa tuntaskan tugas negara meski dalam belenggu COVID-19

Sasaran tambahan
Asa lama warga Bukit Galah yang mereka perjuangkan, kini terjawab melalui kegiatan bersinergi, lintas sektoral melalui TMMD Ke-111 Kodim 1623/Karangasem, yang mana Pemerintah Kabupaten Karangasem sejak 2020 sudah merencanakan dan menganggarkan dan di Tahun Anggaran 2021 dilaksanakan dengan mengalokasikan dana sebesar Rp1,3 Miliar.

Jembatan kokoh dengan pondasi beton rangka besi saat ini sudah terwujud menjawab keinginan dan cita-cita masyarakat setempat.

Terwujudnya pembangunan jembatan ini tidak saja menjadi akses perekonomian, transportasi dan pendidikan, tetapi nilai strategis lainnya, yaitu sebagai jalur evakuasi bila terjadi erupsi Gunung Agung. Akses jalan dan jembatan yang memadai akan memudahkan warga untuk melakukan penyelamatan dan pengungsian.

TMMD yang merupakan operasi bakti sinergi antara TNI, pemerintah daerah dan komponen masyarakat lainnya telah mampu membantu pembangunan di wilayah yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Dukungan juga datang dari Bupati Karangasem I Gede Dana. Bupati mengatakan pembangunan untuk kemajuan harus didukung oleh kemauan yang kuat dan semangat gotong royong yang tinggi, seraya berharap kalau memungkinkan TMMD bisa terlaksana setiap tahun di wilayah Karangasem dan pemerintah daerah siap merencanakan dan mengalokasikan anggarannya.

Sementara bagi masyarakat di lokasi sasaran TMMD, keberhasilan infrastruktur yang telah dibangun dapat dilihat dari dua hal yang dalam satu sisi secara fisik jembatan telah berdiri kokoh dengan kualitas bagus.

Terlihat jelas raut wajah senang dan gembira di saat jembatan itu sudah ada dan tak bosan untuk melintasi bolak balik walaupun sekedar untuk mencobanya.

"Astungkara (syukur dan terima kasih), apa yang menjadi keinginan warga masyarakat Desa Adat Bukit Galah untuk mempunyai akses penghubung berupa jembatan yang permanen dan kokoh sudah terwujud sehingga bisa kami manfaatkan untuk aktivitas perekonomian dan yang lainnya," kata Bendesa Adat Bukit Galah I Gede Suyasa.

Sisi lain, adanya sasaran fisik tambahan berupa pembukaan lahan pertanian seluas 1,4 hektare yang digagas oleh Satgas TMMD bersama warga saat ini telah ditanami tanaman holtikultura yang telah memberi tambahan wawasan untuk bertani dan memanfaatkan lahan tidur menjadi produktif.

Sasaran tambahan itu pun mampu memberikan harapan baru dan kesempatan dalam bidang pertanian bagi masyarakat kala berhadapan dengan masa pandemi COVID-19.

TMMD telah membantu masyarakat Bukit Galah mewujudkan cita-cita mereka, jembatan tuntas warga sumringah saat melintas.

Baca juga: TMMD ke-108 di Gianyar rampungkan 45 persen kegiatan fisik-nonfisik

Baca juga: Pra TMMD ke-108 Kodim Gianyar sasar buka akses jalan 2.359 meter

Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021