Jakarta (ANTARA) - Berawal dari pengalaman Iman Santosa yang kesulitan mencari makanan-makanan yang tepat untuk anak, ia kemudian tergerak untuk mendirikan bisnis "Diet Special Needs".

Diet tak hanya dilakukan oleh seseorang yang ingin menjaga bentuk tubuh atau berat badan. Namun, diet khusus juga dilakukan oleh seseorang yang mengalami kondisi kesehatan tertentu, salah satunya adalah kalangan berkebutuhan khusus.

Diet untuk anak berkebutuhan khusus memiliki tujuan tersendiri, salah satunya adalah untuk memudahkan anak menyerap kandungan tertentu dari makanan yang disajikan orang tua.

"Anak saya ada tiga, yang pertama dan kedua ini autis gitu. Sehubungan kita juga masih awam waktu itu, kita ikutkan sekolah terapi. Dari situ kita dapat info bahwa ternyata tidak hanya dibutuhkan terapi psikologis, tapi juga terapi diet," Kata Iman yang dihubungi ANTARA, Rabu.

Baca juga: Bukan satu makanan khusus untuk tingkatkan sistem imun melawan corona

Baca juga: Tak ada diet khusus untuk sembuhkan parkinson


Lebih lanjut Iman menjelaskan, anak-anaknya perlu menjalani diet khusus karena adanya beberapa zat makanan yang tidak bisa diproses oleh sang anak.

"Misalnya gluten, terigu, itu tidak bisa dicerna. Karena untuk menghancurkan zat-zat ini dapat menyebabkan, istilahnya sindrom leaky gut. Itu usus bocor gitu. Di situ kita mulai cari info makanan yang benar-benar bisa dikonsumsi mereka," paparnya.

Namun, Iman mengaku kesulitan dalam mencari makanan-makanan yang bisa dikonsumsi oleh anak-anaknya. Sebab, setiap anak-anak autis memiliki karakteristik yang berbeda. Sehingga, alergi pada setiap anak pun berbeda-beda.

Baca juga: Mengenal diet pescatarian dan manfaatnya

Baca juga: Pasien COVID-19 tetap bisa lakukan diet penurunan berat badan


Baca Selanjutnya: Tidak hanya untuk kalangan autisme

Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021