Jakarta (ANTARA) - Pandemi COVID-19 memberikan pukulan besar pada sektor usaha makro, kecil dan menengah (UMKM), termasuk pada bisnis kuliner yang produksinya terganggu karena masalah pasokan bahan baku.

"Untuk bahan-bahannya kami punya suplier-suplier. Contohnya seperti garam himalaya, gula stevia. Namun selama PPKM ini jujur saja, kami mengalami kesulitan produksinya," kata Iman saat dihubungi ANTARA, Rabu.

Baca juga: GoFood dan TikTok beri edukasi pemasaran digital untuk UMKM kuliner

Iman menjelaskan, ditengah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) para pemasok bahan baku mengalami kesulitan suplai dan tidak jarang juga menaikkan harga.

"Ada beberapa produk yang harganya jadi naik. Tapi nanti kalau sudah normal, kami turunin lagi. Misalnya seperti cookies. Itu kira-kira naik 10 sampai 12 persen. Sebab beberapa produk ini menggunakan bahan-bahan seperti garam himalaya dan gula stevia. Ini yang sulit sekarang," kata Iman.

Tak hanya itu saja. Iman pun mengaku bahwa dia mengalami penurunan pendapatan di tengah situasi pandemi COVID-19 saat ini. Menurut pemaparannya, Iman mengalami penurunan hingga 10 persen.

Meskipun begitu, Iman tetap mempertahankan bisnisnya dengan berbagai cara. "Kami memperluas publikasi. Kedua, pelayanan juga ditingkatkan. Karena kadang sebagai penjual, kami juga jadi konsultan bagi pembeli. Jadi dari kualitas, produk, pelayanan sama publikasi yang kita tingkatkan."

Iman berharap, pemerintah dapat mengendalikan pandemi COVID-19 sehingga tujuan pemulihan ekonomi, termasuk untuk UMKM, dapat tercapai lebih cepat. 

"Kami kan masih UMKM ya. Jadi kami berharap pemerintah mau membantu untuk pendanaannya. Agar kami bisa berkembang jadi lebih bagus. Karena ternyata yang punya penyakit di Indonesia banyak juga. Kasihan mereka. Sulit untuk cari makanan gitu," tuturnya.

Baca juga: Berdayakan UMKM binaan, KKP gelar lomba cipta kuliner kreatif

Baca juga: Kisah UMKM populerkan se'i lewat digitalisasi

Baca juga: Afterbreak, kisah sukses startup kuliner lobster lewati pandemi


Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021