Pemerintah Republik Indonesia sukses melakukan transaksi penjualan SUN dalam dua mata uang asing atau dual-currency yaitu dolar AS dan euro
Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan sukses melakukan transaksi penjualan Surat Utang Negara (SUN) dalam valuta asing atau valas yaitu mencapai 1,65 miliar dolar AS dan 500 juta euro.

“Pemerintah Republik Indonesia sukses melakukan transaksi penjualan SUN dalam dua mata uang asing atau dual-currency yaitu dolar AS dan euro,” demikian keterangan resmi Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kemenkeu di Jakarta, Kamis.

SUN berdenominasi dolar AS itu meliputi 600 juta dolar AS dengan tenor 10 tahun, 750 juta dolar AS dengan tenor 30 tahun dan 300 juta dolar AS bertenor 50 tahun. Ketiganya dalam format SEC-Registered Shelf Take-Down dengan jatuh tempo masing-masing pada 2031, 2051 dan 2071.

Sementara untuk SUN berdenominasi euro mempunyai nilai penerbitan sebesar 500 juta euro bertenor delapan tahun dengan jatuh tempo pada 28 Juli 2029.

Kemenkeu menyatakan transaksi valas tersebut dilakukan dalam rangka memanfaatkan sentimen investor yang kuat dan kondusifnya pasar Amerika Serikat.

Hasil dari penerbitan kali ini akan digunakan untuk memenuhi pembiayaan APBN secara umum termasuk untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19.

Menurut Kemenkeu, kualitas kredit pemerintah yang sangat baik di mata investor internasional tercermin dari capaian spread terhadap US Treasury yang terendah sepanjang sejarah untuk seluruh tenor dolar AS yang diterbitkan.

Meskipun level US Treasury 30 tahun mengalami kenaikan cukup signifikan sebesar 26 bps, jika dibandingkan dengan level US Treasury pada Januari 2021, level yield untuk penerbitan dolar AS tenor 30 tahun tidak mengalami perubahan dibandingkan penerbitan Januari 2021 yakni 3,100 persen.

Selain itu, kepercayaan investor tercermin dari final price guidance yang dapat ditekan hingga 35bps ke 2,200 persen untuk tenor 10 tahun, 3,100 persen untuk tenor 30 tahun dan 3,350 persen untuk tenor 50 tahun.

“Hal ini menorehkan capaian yield terendah untuk tenor 50 tahun yang pernah diterbitkan pemerintah,” ujarnya.

Dengan demand yang cukup kuat dari investor Eropa, pemerintah pun berhasil menekan harga seri baru SUN dalam denominasi euro hingga 28bps dari initial price guidance di area MS+150bps ke final price guidance di MS+122bps dan mencapai negative new issue concession.

Penerbitan seri baru tenor delapan tahun ini merupakan penerbitan euro kelima dalam format SEC-registered yang mencerminkan konsistensi pemerintah untuk menyediakan instrumen surat utang yang likuid bagi investor Eropa.

Keempat seri SUN yang diterbitkan pada transaksi kali ini diperkirakan akan memperoleh peringkat Baa2 dari Moody’s, BBB dari Standard & Poor’s, dan BBB dari Fitch serta akan dicatatkan pada Singapore Stock Exchange dan Frankfurt Stock Exchange.

Joint Bookrunners dalam transaksi ini adalah BNP Paribas, BofA Securities (B&D), Crédit Agricole Corporate and Investment Bank, Deutsche Bank, dan The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited. Sedangkan yang bertindak sebagai co-Managers adalah PT BRI Danareksa Sekuritas and PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.

Baca juga: Kemenkeu: Penurunan imbal hasil obligasi AS pengaruhi penawaran SUN
Baca juga: Kemenkeu: seri SUN baru bantu tingginya penawaran lelang
Baca juga: Lelang SUN serap Rp34 triliun

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021