Tapi kami juga sempat berlatih di Jatiluhur yang gelombang airnya lebih besar dibanding dengan di sini (Sea Forest Waterway)
Jakarta (ANTARA) - Mutiara Rahma Putri dan Melani Putri tak mempersoalkan karakter air bergelombang di Sea Forest Waterway yang menjadi venue perlombaan cabang olahraga dayung di Olimpiade Tokyo.

Mereka mengaku sudah terbiasa karena selama persiapan sempat menjalani pemusatan latihan di Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, sebelum akhirnya pindah ke Situ Cileunca, Pangalengan, Jawa Barat.

"Di Situ Cileunca memang airnya lebih tenang. Tapi kami juga sempat berlatih di Jatiluhur yang gelombang airnya lebih besar dibanding dengan di sini (Sea Forest Waterway)," kata Mutiara saat dihubungi ANTARA, Kamis.

Baca juga: Persaingan sulit, Mutiara/Melani siap berjuang sekuat tenaga di Tokyo

Selain itu, Mutiara/Melani mengungkapkan Tim Dayung Indonesia telah menyiapkan perahu yang cocok untuk digunakan di Sea Forest Waterway. "Semuanya telah siap. Perahu sudah diukur menyesuaikan gelombang di sini. Sejauh ini, tidak ada kendala. Semoga semuanya berjalan dengan baik," kata Mutiara.

Terkait cuaca, menurut Mutiara di Jepang sangat panas. Positifnya, kondisi tersebut dinilai menguntungkan mengingat selama ini persiapan mereka dilakukan di area pegunungan yang cuacanya dingin.

"Kami berlatih di Cileunca yang suhunya cukup dingin. Dari segi pernapasan jadi kami terlatih. Tiupan angin juga bagus, kami tidak melawan angin. Jadi semoga bisa lebih bagus saat tampil nanti," ujar Mutiara.

Berdasarkan jadwal, Mutiara/Melani akan mulai bersaing di heat I nomor scull ganda kelas ringan putri Olimpiade Tokyo pada Sabtu (24/7). "Kami akan mencoba yang terbaik dan mohon dukungan dari masyarakat Indonesia," kata Melani.

Baca juga: Profil atlet Olimpiade: Mutiara-Melani, debut perdana pedayung muda

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PB PODSI) Budiman Setiawan mengungkapkan bahwa kedua atlet dayung Indonesia telah siap bertanding.

Budiman berharap Mutiara dan Melani dapat tampil maksimal, meski Tim Dayung Indonesia tak memberikan target khusus di Olimpiade Tokyo. "Mereka adalah dua atlet muda Indonesia yang memiliki potensi. Jadi target kami adalah jangka panjang," ujar Budiman.

Usia Mutiara dan Melani masih relatif muda. Mutiara baru berusia 17 tahun, sementara Melani 22 tahun. Mereka meraih tiket Olimpiade Tokyo setelah mengikuti kualifikasi Olimpiade Zona Asia atau Asian & Oceania Continental Qualification Regatta di Sea Forest Waterway Jepang, awal Mei lalu. Mereka finis posisi keempat dengan catatan waktu 7 menit 35,71 detik,

Sementara posisi pertama ditempati pasangan asal Jepang Chiaki Tomita/Ayami Oishi yang finis dengan catatan waktu 7 menit 15,84 detik. Urutan kedua dan ketiga masing-masing ditempati pasangan Vietnam Thi Thao Luong/Thi Hao Dinh (7 menit 17,34 detik) dan Zeinab Norouzi Tazeh Kand/Kimia Zarei dari Iran (7 menit 23,86 detik).

Baca juga: Tim Dayung Indonesia matangkan persiapan jelang Olimpiade Tokyo
Baca juga: Tim dayung Indonesia terus asah kemampuan jelang Olimpiade Tokyo

Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021